Sunday, July 21, 2013

Rindu Malam

Rindu malam. Ya ini sebuah nama tempat makan kaki lima yang berada di seputaran Siteba, Kota Padang tepatnya dekat jembatan Siteba. Tempat makan ini bernama Nasi Goreng Rindu Malam yang menyediakan tentunya nasi goreng, selain itu ada mie rebus, bihun, kwetiaw.

Suatu malam, adikku Febri Mai Yulis Sandra mengajakku makan malam. Ia mengajak makan nasi goreng dan di lokasi ini lah aku dipertemukan dengan nasi goreng yang berbeda dari yang lainnya sebab pembuat dan perciknya bukan lah orang minang tapi orang jawa.

Sebelum berbicara tentang nasi gorengnya, ku ceritakan sedikit dulu soal adikku ini, ya Febri ini merupakan juniorku di jurusan Teknik Kimia Unversitas Bung Hatta angkatan 2012. Dia angkatan baru.  Pastinya kenalnya saat kuliah namun ku dekat dengan dia sejak abis KBM tepatnya saat membantu dia pindah mengontrak di Surau Gadang Siteba. Jika diceritakan akan panjang, pokoknya berawal dari sana lah.

Memang aku tidak suka dengan pengunaan kata-kata junior pada mereka yang angkatannya jauh di bawah aku. Aku lebih senang memanggil mereka dengan adik, sebab secara emosional akan berbeda antara memanggil adik dan junior. Hehe

Jika memangil adik hubungannya seperti persaudaraan, dan bila junior kesannya senioritas itu sangat harus dipuja-puja. Itu sering ku katakan pada mereka. Nah akan tetapi karena ku dekat sekali dengan Febri. Dia bukan saja ku anggap sebagai adik di kampus saja tetapi sudah layaknya saudara sendiri meski kita bukan saudara sedarah.

Lanjut berbicara seputar nasi goreng rindu malam. Terdapat perbedaan rasa. Tentunya nasgor yang dibuat oleh tangan orang minang lebih mennjolkan rasa pedasnya dan warna nasigorngnya lebih merah ketimbang yang satu ini lebih pucat. Ya itu menurut ku.

Memang brother ku ini pandai mencari tempat makan yang enak. Ia menemukannya tidak sengaja ketika ia sedang lapar dan ia memilih untuk membeli makanan di rindu malam ini. Sesuai  namanya, tempat makan ini membuat ku rindu pada momen-momen ketika makan bermana adik yang suka galau ini.

Dari segi porsi, tumpukan nasinya lumayan lah bagi mahasiswa yang sedang lapar. Harganya pun terjangkau untuk nasi gorengnya Rp 10 ribu per porsinya. Jika dilihat dari kunjungan orang yang membelinya memang banyak yang beli dari semua kalangan baik itu mahasiswa maupun masyarakat biasa.

Masalah tampilan, nasi goreng rindu malam ini berwarna coklat muda tapi agak pucat. Terdapat swiran daging ayam, ada sawi dan kolnya sebagai tambahan sayuran dan tampilan biar menarik. Kemudian ada juga acar yang terdari mentimun, bawang merah, wortel yang dipotong dadu dengan ukuran yang kecil. Telurnya memang cukup tipis dan kering. Aku kurang suka dengan tipe telur seperti ini hehe

Uniknya dari tempat makan ini, dengan sepuasnya bisa mengambil kerupak jika kita makan langsung  di lokasi. Tahu sekali bahwa aku ini adalah penggila kerupak. Memang mantaplah rindu malam ini.

Berbicara selera rasa biasanya aku memilih rasa standar yang dimasak oleh kokinya. Namun untuk si brother terkadang memilih rasa yang agak pedas walaupun akhirnya tidak ada rasa pedasnya. Malah rasanya standar saja. Entahlah rasa pedas dari indra pengecap si koki seperti apa aku juga tidak tahu. Hhahahaha

Setiap makan disana pasti akan disuguhi musik jaman ku kanak-kanak sebab di dekat nya ada lokasi tempat bermain anak-anak. Ya, musik memang salah satu cara ampuh untuk menarik perhatian orang. Lampu-lampu kedaraan yang terefleksi pada sungai menambah suasana yang romanti bila kita makan bersama seseorang yang kita cintai. Hehe

Rindu malam menjadi tempat favoritku dan brotherku ketika sedang lapar dan tentunya ini menjadi tempat untuk pemadam kelaparan. Seperti di film Perahu Kertas. Kita makan biasanya jelang tengah malam sektiar jam 23.00-24.00 WIB. sebab jam-jam tersebut dia biasanya sedang lapar-laparnya dan ngajak untuk makan.

Setiap kali makan ada saja yang menjadi bahan untuk dicertiakan dari soal masalah pribadinya, keluarga dia, ceweknya, anak-anak di kontrakan, kondisi kampus dan lainya. Intinya rindu malam memang menjadi tempat untuk salaing berbagi cerita. Sambil makan sambil curhat juga.


Rindu malam memang selalu ku rindukan,  nasi gorengnya hehe

———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment