Tuesday, February 14, 2017

Air Terjun Lubuak Ngalauan, Sensasi Petualangan Menembus Hutan di Kota Padang


Terkadang perjalanan panjang dapat mempertemukan kita dengan hal-hal yang baru dan menarik untuk ditelusuri. Menjelajah air terjun misalnya. Bila dilihat dari keberadaannya memerlukan tenaga dan semangat ekstra untuk bisa menjumpainya. Kota Padang masih menyimpan sejumlah air terjun yang pesonanya memikat para petualangan.

Sungai Bangek menjadi tempat penjelajahan kali ini. Tidak ada yang mengira dulu daerah ini tidak begitu dilirik oleh masyarakat di Kota Padang. Namun, kini sudah berkembang, terutama seiring dengan pembangunan kampus baru UIN Imam Bonjol. Daerah ini akan menjadi lokasi strategis dalam beberapa tahun mendatang.

sejumlah pengunjung yang menikmati keindahan air terjun

Sungai Bangek secara administrasi berada di kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang yang memiliki potensi alam yang luar biasa memikat. Meski berada jauh dari pusat kota, tapi menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat sekitar untuk wisata pemandian alam, karena memiliki sungai dengan lubuak (kolam) yang asik untuk bermain air. Di sini juga menjadi tempat untuk bermain mobil offroad dan motor trail.

Tidak banyak yang tahu keberadaan air terjun di Sungai Bangek ini dan perjalanan kali ini telah mengantarkan saya melihat keindahan air terjun tersebut. Namanya Air Terjun Lubuak Ngalauan atau Sarasah Lubuak Rantiang. Saya sudah lama berniat untuk berkunjung ke tempat ini dan sudah meminta jauh-jauh hari kepada Farhan (@farhan8096) untuk menjadi guide ketika menuju lokasinya.

saya berpose berlatarkan air terjun dan kolam yang dihiasi bebatuan sekelilingnya

Di minggu kedua bulan Februari 2017, saya dengan rombongan yang berjumlah 12 orang ini mulai penjelajahan. Saya berangkat bersama Tulus (@tulusmt), kemudian menuju lokasi meet point di warung Perumahan Jihat Persada II dekat rumah Farhan. Di sana sudah menunggu abang Anjes (@antonio_febryansyah_126), Putri (@adityayonevasaputri), Dian (@dianselistio) dan tiga orang teman lainnya.

Setelah lama menunggu, akhirnya kami berangkat dengan menggunakan motor. Sebelum ke lokasi, ternyata temannya Tulus ingin ikut yaitu Amel (@amelia.ar12dan Imam (@imamf_m). Secara otomatis dia kembali lagi ke jalan By Pass untuk menjemput kedua temannya.

Putri yang berpose

Karena takut tidak tahu jalan dan lama tidak muncul, akihrnya saya dan abang Anjes pergi kembali menyusul Tulus dan bertemu dengan dia. Namun, dia tidak melihat kami, sebab motornya melaju dengan kencang. Akhirnya setelah dua kali bolak balik bertemu juga. Saat bersamaan datang abang Ade (@denica.fernando09) yang ikut juga dengan rombongan ini.

Akses jalannya ada yang sudah di aspal dan masih berbatuan. Ikuti saja jalan yang sudah ada dan rutenya menuju kampus IAIN Imam Bonjol baru yang jalannya masih berbatu, kemudian belok ke kiri dan turun menyusuri tepian sungai yang ada di sebalah kirinya.

Lewat Sungai dan Menembuh Hutan

Suasana perjalanan menuju air terjun Lubuak Ngalauan

Menuju titik awal perjalanan tidak sulit, tinggal mengikuti jalan menuju tempat pemandian umum atau pembibitan ikan. Hanya saja kondisi jalan masih berbatu. Akhirnya sampai di lokasi tempat penitipan kendaraan di warung milik warga yang bernama Pondok Subangek.

Yes, penjelajahan dimulai. Tidak ada yang mudah untuk mencapai lokasi air terjun yang berada di pedalaman hutan dan di perbukitan. Biasanya hanya dapat dilalui dengan treking. Kecuali Air Terjun Lembah Anai yang berada di tepi jalan. Hehe

Mentari yang sangat terik dan sekumpulan awan tipis menghiasi perjalanan

Dari warung tersebut kami berjalan melintasi sungai, kemudian treking melawati perkebunan masyarakat dan kembali menyeberang sungai. Diteruskan menyusuri badan sungai yang penuh bebatuan. Aliran air tidak deras dan dalam. Matahari persis berada di atas kepala. Begitu terik dan menyengat di kulit. Keringat bercucuran dan otomatis kulit menjadi belang-belang, tapi kami masih semangat, karena parjalanan ini masih panjang. Haha
 
Air terjun yang akan kami tuju ini adalah tingkat pertamanya. Kabarnya ada lebih dari empat air terjun yang ada. Kemungkinan bisa saja lebih. Tingkatan tertinggi terlihat jelas ketika awal perjalanan berada di puncak bukit yang kemiringannya cukup tajam.

Akses jalan setapak melewati rumput ilalang dan menembus hutan

Di tengah berjalanan kami bertemu dengan dua rombongan yang memiliki misi yang sama untuk menuju air terjun. Satu rombongan ternyata teman instagram saya yakni @ardiansyahmohammad dan @hidayadyad .

Kami memang belum pernah bersua, hanya berinteraksi melalui media sosial saja dan di tempat ini kami bertatap muka. Lagi-lagi karena Instagram bertemu rekan-rekan yang luar biasa. Rombongan lainnya berupa keluarga besar yang sepertinya pergi piknik ke alam bebas. Luar biasa.

Lubuak Batu Kudo

Usai menyusuri sungai, kami masuk ke dalam hutan. Aksesnya sudah ada, hanya jalan setapak yang lebarnya tidak lebih dari 50 cm. Selama perjalanan akan menaiki dan menuruni bukit dengan jalur yang kiri kanannya penuh ilalang tinggi dan area hutan tropis yang lembab. 

Jalannya ada yang tanah kering dan basah.  Setelah keluar dari hutan, kembali menyusuri tepian sungai melewati bebatuan dan harus kembali menyeberang aliran sungai. Kepala arak rombongan, Farhan sudah mengingatkan ketika jalan masuk ke hutan hati-hati dengan Pacet dan kemudian semua agak panik melihat kakinya masing-masing.

Keindahan air terjun yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata

Ketika sampai di Lubuak Batu Kudo saya mencoba memeriksa badan dan kaki mana tahu ada pacet yang sedang mengisap darah saya. Ternyata benar, terpaksa saya mendonorkan darah untuk satu pacet ini.  Kaki ini masih terus melangkah mengikuti jalur setapak yang ada. Sinar mentari kian terik. Tersadar kalau perut ini belum diisi sedari pagi dan kini sedang berada di tengah hutan. 

Ya, hanya bisa bersabar dan meneguk air mineral saja, sebab tidak membawa bekal makanan. Modal niat saja. Harus kuat sampai lokasi. Mana tahukan di sana ada Rumah Makan Padang. Eh, Kalau dipikir mau cari makan ke mana di tengah hutan? Hahaha

Keindahan Air Terjun Lubuak Ngalauan.

Penampakan air terjun Lubuak Ngalauan

Selama hampir 1 jam perjalanan telah dilalui, hingga akhirnya sampai di lokasi air terjun. Ini loh Air Terjun Lubuak Ngalauan, itu tertulis dari papan nama yang ada di dekatnya. Meski sebagian orang menyebut tempat ini Sarasah Lubuak Rantiang, tapi soal pemberian nama tidak ada yang tahu pasti. Semua orang tentu bebas berpersespi yang jelas papan nama tersebut sudah menjadi petanda sebagai nama lokasi air terjun ini.

Selama perjalanan disuguhkan pemandangan alam yang masih menawan, gemericik air sungai, nyanyian serangga hutan menjadi penghibur meski perut dalam keadaan lapar. Setidaknya dari awal hingga sampai di lokasi harus melewati 4 kali aliran sungai. Untung saja cuaca sangat cerah dan ketinggaan air tidak lebih dari paha orang dewasa sehingga tidak memerlukan perjuangan yang berat untuk melawatinya.

Salah satu lubuak (kolam) dekat air terjun

Rasa letih ini terbayarkan, ketika melihat deburan air yang jatuh dari ketinggian. Air terjunnya luar biasa dingin dan jernih. Menyegarkan sekali, sangat asik untuk bermain air, berenang atau yang suka tantangan bisa loncat dari ketinggian (cliff jumping), karena memilik lubuak (kolam) yang luas sangat luas dan sangat dalam sekali.

Di sana ada pembatas antara area yang dalam dan sedang mengunakan rotan yang membentang panjang di sekitar kolamnya. Hati-hati bebatuan di sini sangat licin. Kali ini saya tidak bermain air, hanya menikmati keindahannya saja.

Air terjun dan kolam yang berwarna hijau lumut 

Bagaimana pun juga menjelajah ke air terjun itu harus basah-basah. Seperti yang dialami Tulus. Belum siap untuk bermain air, dia sudah terpeleset dan basah semuanya. Banyak cerita menarik yang tidak bisa sepenuhnya saya ceritakan di sini. Tentunya sangat seru dan menjadi pengalaman yang berharga telah diberi kesempatan ke tempat secantik ini.

Sepintas tempat ini layaknya Air terjun Nyarai Lubuk Alung yang berwarna hijau lumut dan hijau tosca, tergantung kondisi cahaya di sekitarnya. Terdapat dua tingkat aliran air jatuhnya yang ketinggiannya lebih dari 6 meter, berpagar batuan granit besar.

Bebatuan besar menjadi dinding air terjun menambah keindahan.

Tempat ini tentunya masih asri dan berada di dalam hutan. Kata Tulus mah, hutannya melontarkan aroma sejuk. Namun, masih saja ada pengunjung yang membuang sampah plastik sembarangan dan tidak terelakan aksi vandalisme pada bebatuan di sekitar air terjun yang tentunya merusak keindahan.

Menikmati keindahan alam memang tidak akan pernah ada puasnya. Namun, mengingat perjalanan pulang yang cukup panjang dan waktu kian sore, akhirnya jelajah nagari awak kali ini usai. Kami semua menepi dari aliran sungai dan berjalan kembali pulang dengan rute yang sama. Perjalanan hari ini memang luar biasa. Alam mengajarkan banyak hal dan mempertemukan kita dengan  siapa saja. Itu patut disyukuri.

Abang Anjes bersiap-siap untuk meloncat ke dalam kolam

Panorama air terjun dari kejauhan

Menariknya sepanjang aliran sungai dekat tempat menitipkan motor sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat, terutama sore hari. Ada yang sekedar mandi-mandi, belajar renang, mencuci kendaraan atau tikar di rumah hingga tempat berendam kerbau. Wisata murah meriah dan menyenangkan.

Air terjun Lubuak Ngalau ini begitu memikat. Wajar, bagi penikmat alam akan mencoba mengunjunginya dan melihat secara langsung keindahannya, karena keberadaannya yang masih tersembunyi dan berpotensi dikembangkan menjadi destinasi alam dengan minat khusus. Yuk terus jelajah nagari awak.

Aktivitas saat di Air Terjun Lubuak Ngalau Sungai Bangek

Putri dan Dian yang meikmati suasana air terjun
Amel sedang bergaya di dalam kolam
Tulus sedang mengabadikan dirinya berlatarkan keindahan air terjun Lubuak Ngaluan
Pose andalan saya ketika menjelajah ke alam dengan tampak belakang
Imam sedang bersantai mengunakan pelampung yang berasal dari ban bekas
Tim Jelajah NagariAwak edisi air terjun Lubuak Ngalauan
Lokasi dalam Google Maps:

**semua foto ini merupakan koleksi pribadi
————————————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.co.id. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

4 comments:

  1. Replies
    1. Hehehe makasih om tulus. Yuk jelajah nagari awak lagi

      Delete
  2. Memang lebih asyik saat menjelajah ke lokasi baru.. perjalanan yang sulit justru lebih mengesankan apalagi menemukan tempat baru yang belum banyak dikenal..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali mas. Pengalaman yang luar biasa dalam menikmati keindahan alam.

      Delete