Kabupaten Pesisir Selatan kaya akan keindahan baharinya. Gugus pulau dan pantainya yang cantik terkadang membuat siapa saja yang berkunjung akan takjub. Ada satu tempat yang bisa menjadi pilihan untuk menikmati akhir pekan atau sekedar "mager-an" di alam. Pantai Muaro Bantiang namanya.
Pantai ini belum begitu familiar, tapi cukup eksotik dan instagrammble. Wilayah pantainya masih masuk Kawasan Wisata Terpadu Bahari Mandeh, tepatnya berada di Nagari Pulau Karam, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Ya, kira-kira 1,5 jam dari Kota Padang.
Sore itu, dari Pantai Batu Kalang saya dan Redho melanjutkan perjalanan ke Pantai Muaro Bantiang. Dengan menggunakan motor kami pun sampai. Akses jalannya sangat sangat baik, mulus sekali. Dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan. Untuk bus pariwisata kecil pun bisa.
Jika dari Gapura Mandeh dapat mengikuti jalur menuju Pantai Batu Kalang. Memang sih yang kurangnya petunjuk arahnya. Jika bingung dapat bertanya pada masyarakat sekitar. Gampang kan? Hehehe
Jika dari Gapura Mandeh dapat mengikuti jalur menuju Pantai Batu Kalang. Memang sih yang kurangnya petunjuk arahnya. Jika bingung dapat bertanya pada masyarakat sekitar. Gampang kan? Hehehe
Memasuki area pantai akan dijumpai deretan pohon pinus jarum yang tumbuh menjulang tinggi. Mereka berbaris dengan rapi seolah menjadi pagar bagi daratan di sekitarnya. Pohon ini menjadi objeknya. Banyak pengunjung yang singgah ke sini untuk berfoto. Mengambil gambar perpektif dengan latar pohon. Tergantung sense dan sudat pandangnya sih.
Saya pun tidak tahu asal muasa hadirnya pohon ini, pastinya ditanam. Sepertinya sudah lebih dari 10 tahun. Sebarannya cukup panjang mungkin kurang dari 1 km. Pantainya berpasir kecoklatan berbeda dengan Pantai Batu Kalang yang jauh lebih putih. Tekstur pasirnya pun mirip dengan Pantai Pasie Jambak dan Pantai Sako di Kota Padang.
Karena keasikan jepret sana jepret sini jadi tidak sadar jika baterai kamera sudah low sekali. Akhirnya kami memutuskan menempi di salah satu warung untuk numpang charger dan istirahat sejenak sembari menikmati capucino dingin. Di sini tidak banyak warung, dapat dihitung dengan jari. Apalagi payung warna warni yang lumrah hadir di tepi pantai di Sumatra Barat.
"Sudah mau sunset nih bang, lanjut yuk ke Puncak Mandeh!" ajak Redho. Kami pun bergenas membayar minuman dan mencoba kembali mengambil beberapa gambar lagi.
Pantai Muaro Bantiang atau biasa disebut Pantai Muaro ini berada dekat muara sungai dan sayangnya lagi rawan abrasi. Terlihat sekali dari ketinggian pantai yang tergerus ombak tiap waktunya. Karakter ombaknya cukup aktif sehingga tidak direkomendasikan untuk bermain air. Namun, terlihatnya ada masyarakat sekitar yang menjadikan pantai ini untuk olahraga selancar.
Muda mudi di sini hingga yang sudah memiliki keluarga sering menjadikan pantai ini sebagai tempat rekreasi atau sekedar JJS (Jalan-Jalan Sore). Pantai ini juga bisa menjadi pilihan tempat gathering, kemah atau outbond. Tahun 2018 lalu menjadi lokasi diselenggarakannya Festival Tikuluak.
(FYI: Tikuluak itu penutup kepala perempuan dalam adat dan budaya Minangkabau yang terbuat dari kain dengan bentuk seperti selendeng panjang dan dikreasikan menjadi beragam bentuk.)
Pantainya sangat bersih, nyaman dan bebas parkir plus tiket masuk. Melihat matahari terbenam menjadi momen yang selalu ditunggu bila bermain ke pantai. Di sini dapat juga mencobanya. Ya, tiap pantai kan beda rasa saat tiba senjanya. Begitu pula cara menikmatinya.
Pantai Muaro Bantiang memiliki pesona yang tidak boleh dilewatkan. Dari Puncak Mandeh atau Pantai Batu Kalang sangat dekat. Sangat rugi bila tidak singgah dan menikmati kesejukan pantai dengan barisan pohon yang seirama.
Saya pun tidak tahu asal muasa hadirnya pohon ini, pastinya ditanam. Sepertinya sudah lebih dari 10 tahun. Sebarannya cukup panjang mungkin kurang dari 1 km. Pantainya berpasir kecoklatan berbeda dengan Pantai Batu Kalang yang jauh lebih putih. Tekstur pasirnya pun mirip dengan Pantai Pasie Jambak dan Pantai Sako di Kota Padang.
Karena keasikan jepret sana jepret sini jadi tidak sadar jika baterai kamera sudah low sekali. Akhirnya kami memutuskan menempi di salah satu warung untuk numpang charger dan istirahat sejenak sembari menikmati capucino dingin. Di sini tidak banyak warung, dapat dihitung dengan jari. Apalagi payung warna warni yang lumrah hadir di tepi pantai di Sumatra Barat.
"Sudah mau sunset nih bang, lanjut yuk ke Puncak Mandeh!" ajak Redho. Kami pun bergenas membayar minuman dan mencoba kembali mengambil beberapa gambar lagi.
Pantai Muaro Bantiang atau biasa disebut Pantai Muaro ini berada dekat muara sungai dan sayangnya lagi rawan abrasi. Terlihat sekali dari ketinggian pantai yang tergerus ombak tiap waktunya. Karakter ombaknya cukup aktif sehingga tidak direkomendasikan untuk bermain air. Namun, terlihatnya ada masyarakat sekitar yang menjadikan pantai ini untuk olahraga selancar.
Muda mudi di sini hingga yang sudah memiliki keluarga sering menjadikan pantai ini sebagai tempat rekreasi atau sekedar JJS (Jalan-Jalan Sore). Pantai ini juga bisa menjadi pilihan tempat gathering, kemah atau outbond. Tahun 2018 lalu menjadi lokasi diselenggarakannya Festival Tikuluak.
(FYI: Tikuluak itu penutup kepala perempuan dalam adat dan budaya Minangkabau yang terbuat dari kain dengan bentuk seperti selendeng panjang dan dikreasikan menjadi beragam bentuk.)
Pantainya sangat bersih, nyaman dan bebas parkir plus tiket masuk. Melihat matahari terbenam menjadi momen yang selalu ditunggu bila bermain ke pantai. Di sini dapat juga mencobanya. Ya, tiap pantai kan beda rasa saat tiba senjanya. Begitu pula cara menikmatinya.
Pantai Muaro Bantiang memiliki pesona yang tidak boleh dilewatkan. Dari Puncak Mandeh atau Pantai Batu Kalang sangat dekat. Sangat rugi bila tidak singgah dan menikmati kesejukan pantai dengan barisan pohon yang seirama.
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
Wah keren pemandangannya ya..
ReplyDeleteHehehe ia kang. Viewnya asik instagrammble bgt. Rugi kalo gk mengabadikan momennya hehehe
DeleteSumpah instagramable bangettt
ReplyDeleteBetul sekali mbak memang kece bgt tempatnya. Sepi dan asik untuk piknik bersama keluarga hehehe
Deleteyuk ke sumatera barat
pohon pinusnya asyik. jadi pengen ke sana tapi jauhnya, Padang.
ReplyDeleteAyo uni main ke Padang. Tidak apa-apa uni bisa nabung dari sekarang hehehe
DeleteWah hutan tepi pantai,, kombinasi yg pas
ReplyDeleteBetul sekali mbak, sudah semacam hutan fi tepi pantai. Tumbuh subur berbaris rapih seolah membentuk lorong yang menarik untuk menjadi spot berfoto.
ReplyDeleteSuka banget lihat pohon pohon pinus yang menjulang di sekitar pantai.
ReplyDeleteSpot menarik untuk fotografi dan asik juga untuk piknik bersama keluarga mbak.
Deletebagus banget ini kak pantainyaaa. seneng aku lihatnya pengen kesana tapi jauh banget hikz. smoga kapan2 bisa kesana yaa
ReplyDeleteIa pantainya menarik terlebih dengan adanya pohon pinus. Yuk buat iteneri untuk jalan2 ke padang
DeleteMantap, mudah2an kesampaian bisa main ke padang.
ReplyDeleteMakasih Uda Dede sudah berkunjung.
DeleteAamiin, semoga dapat melihat padang lebih dekat. Tidak hanya mencicipi nasi Padangnya saja tapi bisa ke Padang langsung.
Tetap singgah y ke http://www.kidalnarsis.com/
hutan pinusnya cakep sekali. kalau pas tepat ngambil angle berasa kayak lagi di luar negeri, padahal itu indonesia ya
ReplyDeleteIa Uni. Rasa rasa luar negeri hehehe
DeleteCantiknyaa pohon-pohon pinus ini seperti wallpaper di komputer.hehehe..
ReplyDeleteSpot Instagrammble bgt nih Uni. Trus asik juga kalo piknik ke sini
DeleteJajaran pohonnya sangat rapi ya.. Menjadi daya tarik tersendiri. Tfs..
ReplyDeleteIa Uni suasananya juga asik dan tidak bisijg jadi enak kalo mau ngadem
DeleteItu pohon2nya bisa berjajar rapi gitu ya mas. Wah, saya belum pernah ke Padang .hehe... Cuma pernah ya icip nasi Padang aja 😄
ReplyDeleteIa Uni asik dan menyenangkan tempatnya. Spot foto banyak dan untuk keluarga juga oke.
DeleteMulai dari nasi padang aja dulu Uni nanti semoga bisa makan di nasi padang di kotanya heheh
Lokasinya bikin mupeng buat hunting foto buat portfolio IG @katalensaku dan blog fotografi saya hehe
ReplyDeleteIa Uni. Tempatnya sangat fotognik sekali. Bagi pencinta fotografi dapat menjadi rekomendasi untuk hunting apalgi untuk spot pra wedding hehehe
ReplyDeleteSiap, nanti akan berkunjung ke akunnya