Kita tentu telah paham bahwa air
memiliki sejuta peranan yang penting
dalam kehidupan manusia, terutama
dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Wajar saja para pakar kesehatan mengajurkan untuk meminum air putih minimal
8 gelas atau setara dengan 1,5 liter air setiap hari. Namun tanpa kita sadari air yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan ini juga dapat berdampak buruk bila
proses pengolahannya tidak sesuai aturannya.
Dulu, masyarakat dapat
langsung meminum air dari sungai tanpa harus dilakukan proses pengolahan karena ketersediaan sumber mata air bersih masih banyak dan belum banyak kontaminan yang membahayakan kesehatan. Sayangnya sering dengan meningkatnya populasi
manusia dan kegiatan industri yang tidak diimbangi dengan pengolahan limbah
cair yang baik membuat ketersediaan air bersih semakin berkurang. Hal ini sangat
berpengaruh pada kualitas dan ketersediaan sumber air yang
digunakan untuk proses pengolahan air minum.
Untuk menjamin kualitas air minum, pemerintah mengeluarkan kebijakan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 mengenai
Persyaratan Kualitas Air Minum. Syarat tersebut harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik.
Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas mikroorganisme, zat kimia,
racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya.
Parameter kualitas air minum yang berhubungan
langsung dengan kesehatan adalah berhubungan dengan mikrobiologi dan beberapa
bakteri atau kelompoknya dievaluasi sebagai organisme indikator, diantaranya, Escherichia coli dan
coliform lainnya.
Bakteri tersebut dianggap indikator pencemaran bakteriologis air minum yang
menjadi penyebab penyakit pencernaan seperti diare.
Untuk yang berhubungan dengan kimia organik
berupa arsenik, flourida, kromium, kadmium, nitrit, sianida dan selenium.
Sedangkan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan, antara
lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, dan
suhu. Untuk parameter kimiawi berupa aluminium, besi, klorida, mangan, pH,
seng, sulfat, tembaga, dan lainnya.
Bijak Dari Sekarang
Air minum itu harus jernih,
tidak berbau, tidak memiliki rasa dan bebas kontaminan yang dapat membahayakan
kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan air minum umumnya dapat bersumber dari empat
katagori: pertama, air minum dari air sumur/tanah, air ini harus dimasak
terlebih dulu sebelum digunakan sebagai air minum dan kualitasrnya
tergantung lokasi.
Kedua, air minum dari Perushaan Air
Minum (PAM), Air ini termasuk kualitas air bersih yang bersumber dari air permukaan, pada umumnya telah mengalami pencemaran fisik, kimia, biologis dengan
proses pengolahan konvensional sampai kompleks. Air PAM ini harus dimasak dulu sebelum digunakan sebagai air minum.
Ketiga, Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) yang merupakan potable
water (air langsung minum) sesuai SNI 01-3553-1996 dan memiliki harga jual relatif mahal. Air ini
bersumber dari mata air yang diproses dengan menggunakan pengolahan kompleks yang dikemas dalam wadah botol atau gelas dan
keempat, Air Minum Isi Ulang (AMIU), air minum ini bersumber dari berbagai variasi
sumber air dan di proses dengan cara pengolahan komplek dan memiliki harga jual
lebih murah dibanding AMDK.
Dewasa ini, fenomena
penggunaan air minum isi ulang di masyarakat semakin meningkat, namun kualitasnya tidak bisa dijamin. Selain itu, Penggunaan sistem
pengolahan bahan baku air minum konvensional seperti sedimentasi, koagulasi-flokulasi,
filtrasi dan penggunaan desinfektan seperti klorin, tidak dapat menjamin untuk
menghasilkan bahan baku air minum.
Berdasarkan hasil studi 120
sampel air minum isi ulang dari 10 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta,
Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikampek, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan
Denpasar, sempat menjadi perhatian publik karena pada beberapa sampel ditemukan
sekitar 16% terkontaminasi bakteri coliform.
Selain itu, Data Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang disadur dari Media Indonesia.com menyebutkan sekitar 60-70 % sumur
milik warga tercemar bakteri e-coli. Bakteri tersebut berasal dari jamban yang
berdekatan dengan sumur. Bahkan, sebagian besar sungai-sungai di Indonesia juga
tercemar bakteri e-coli sehingga air sungai di Indonesia tidak layak minum.
Mengutip Helth.Detik.com, meski semakin tinggi ekonomi sebuah
keluarga, semakin tinggi juga tendensi untuk menggunakan air minum dalam
kemasan bermerek tapi jumlah orang yang menggunakan metode merebus air mentah
masih tinggi di seluruh tingkat ekonomi yakni di atas 40%.
Lazim diketahui bahwa air PAM maupun air tanah hasil pompa, kualitasnya berbeda-beda di setiap daerah. Tak jarang air yang keluar berwarna keruh dan berbau kaporit sangat tajam. Meski merebus dapat menghilangkan bakteri, virus, tapi air minum hasil rebusan kadang masih memiliki rasa dan berbau kaporit (Helth.Detik.com).
Merebus air juga tidak bisa menghilangkan bahan berbahaya seperti pestisida, trihalometan, logam berat (timbal, kadmium, kromium dan merkuri), besi, aluminium, mangan dan kotoran organik yang terlihat mata. Cukup merepotkan dan menghabiskan banyak waktu kalau ingin merebus air dalam jumlah banyak dan boros konsumsi gas elpiji sementara harganya naik terus (Helth.Detik.com).
Lazim diketahui bahwa air PAM maupun air tanah hasil pompa, kualitasnya berbeda-beda di setiap daerah. Tak jarang air yang keluar berwarna keruh dan berbau kaporit sangat tajam. Meski merebus dapat menghilangkan bakteri, virus, tapi air minum hasil rebusan kadang masih memiliki rasa dan berbau kaporit (Helth.Detik.com).
Merebus air juga tidak bisa menghilangkan bahan berbahaya seperti pestisida, trihalometan, logam berat (timbal, kadmium, kromium dan merkuri), besi, aluminium, mangan dan kotoran organik yang terlihat mata. Cukup merepotkan dan menghabiskan banyak waktu kalau ingin merebus air dalam jumlah banyak dan boros konsumsi gas elpiji sementara harganya naik terus (Helth.Detik.com).
Melihat data dan hasil
penelitian tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat agar bijak dalam memilih air minum. Aiir minum murah belum tentu juga menyehatkan. Untuk itu, kita perlu menggali informasi mengenai syarat dan kualitas air minum dari blog pribadi, publikasi media atau hasil kajian akademisi. Dulu memang berbeda dengan sekarang. Itu kalimat yang pantas, untuk cerdas dalam
memilih air minum. Masyarakat zaman dulu dapat dengan mudahnya memperoleh air bersih untuk air minum, lantas bagaimana untuk zaman semaju sekarang ini? Bila ada pun perlu
dipertanyakan kualitasnya.
Pilihan baru
Terobosan-terobosan baru
terus lakukan untuk melakukan pengolahan air minum yang ekonomis, efisien dan berdampak baik bagi kesehatan seperti yang telah dilakukan oleh Perusahaan Unilever pada 2010 lalu yang dikenal dengan
nama Pureit.
Pureit merupakan produk water purifier yang berfungsi untuk memurnikan air bersih sehingga menghasilkan air siap minum, aman untuk dikonsumsi
serta bebas segala kuman berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit. Salah satu produknya yaitu Pureit Marvella.
Pureit Marvella adalah pemurni air berteknologi UV yang dapat mengubah air keran menjadi air minum. Pureit Marvella sangat cocok untuk konsumen bergaya hidup modern yang sangat mementingkan kepraktisan.
Dalam proses pengolahannya. Pureit Marvella memiliki 4 teknologi pemurnian air canggih yang disebut "Germkill Technology" (teknologi pembunuh kuman) yang terdiri dari: (1) Filter Sedimen yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran yang terlihat, (2) Filter Karbon Aktif yang berfungsi untuk menghilangkan parasit, pestisida, klorin, rasa dan bau, (3) Filter Sedimen Plus yang berfungsi untuk menghilangkan partikel karbon dan sisa kotoran dan (4) Sinar UV Intensitas tinggi yang berfungsi untuk menghilangkan kuman, parasit, dan bakteri berbahaya.
Pureit Marvella adalah pemurni air berteknologi UV yang dapat mengubah air keran menjadi air minum. Pureit Marvella sangat cocok untuk konsumen bergaya hidup modern yang sangat mementingkan kepraktisan.
Komponen Pureit Marvella.
Dalam proses pengolahannya. Pureit Marvella memiliki 4 teknologi pemurnian air canggih yang disebut "Germkill Technology" (teknologi pembunuh kuman) yang terdiri dari: (1) Filter Sedimen yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran yang terlihat, (2) Filter Karbon Aktif yang berfungsi untuk menghilangkan parasit, pestisida, klorin, rasa dan bau, (3) Filter Sedimen Plus yang berfungsi untuk menghilangkan partikel karbon dan sisa kotoran dan (4) Sinar UV Intensitas tinggi yang berfungsi untuk menghilangkan kuman, parasit, dan bakteri berbahaya.
Berikut Kelebihan Pureit Dibanding Produk Lain
Keungulan
|
Memasak
Air |
Air Isi
Ulang |
AMDK Bermerek
|
|
Menghilangkan
virus, bakteri danparasit berbahaya |
Ya
|
Ya,dibutuhkan10-20 menit untuk mendidihkan
|
Ragu
|
Ya
|
Menghilangkan logam berat
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Ya
|
Menghilangkan Bau
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Ya
|
Rasa Alami
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Ya
|
Indikator Masa Pakai
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Mekanisme Penghentian Otomatis
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak Menggunakan Gas
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Biaya Terjangkau
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya,
tergantung merek |
Air Cepat Tersedia
|
Ya
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Proses Pengolahan Air Terlihat (BisaDiketahui)
|
Ya
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Tanpa Repot Mengangkat Galon
|
Ya
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
*sumber: pureitpemurniair.wordpress.com dengan editing.
Pureit telah memenuhi kriteria ketat internasional dari Environmental Protection
Agency (EPA), Amerika Serikat, juga sudah teruji di Scottish Parasite
Diagnostic Laboratory Glasgow Inggris, London School of Hygiene and Tropical
Medicine, Unilever Laboratory dan lembaga lainya.
Di
Indonesia sendiri, Pureit telah
mendapatkan pengakuan dari beberapa laboratorium terkemuka di bawah naungan
UGM, ITB dan IPB dengan menggunakan standar ketat air minum dari Permenkes No.
492/MENKES/Per/IV/2010, dimana air yang disarankan untuk
diproses oleh Pureit adalah air tanah atau PAM yang
biasa dimasak untuk menjadi air minum.
Bijak dalam memilih air minum, sebagai langkah pencegahan dini dari dampak buruk kesehatan dikemudian hari. Air minum berkualitas tidak cuma didapat di tempat mewah saja, tapi sekarang ini sudah tersedia di rumah. Dengan Pureit air minum terlindung dari kuman, sangat praktis dengan pengisian otomatis. Satu langkah mudah menikmati air minum yang terlindung dari kuman, karena sehat itu mahal.
**Artikel Ini diperuntukan untuk mengikuti Lomba Kontes BLOGdetik dan Pureit Unilever Indonesia Bertemakan “Syarat Air Minum yang Layak Dikonsumsi“
Referensi:
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010
- Hazmi A., Desmiarti R., Bayu H., Lilla. (2010). “Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Plasma: Studi Literatur”, Proceeding KonNas PBKL-2010 ISSN: 2087-6343. Padang 4-5 November 2010
- Bayu Haryanto dan Lilla Riswelra (2012) “Penggunaan Teknologi Sistem Plasma Untuk Meningkatkan Kualitas Air Minum”, Universitas Bung Hatta, Padang.
- Mandaazzahra.wordpress.com
- Media Indonesia.com
- Healthdetik.com
- Pureitwater.com
- pureitpemurniair.wordpress.com
—————————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.
Traveling ■ Explore ■ Journalism ■ Photograph ■ Writer ■ Share ■ Inspire
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment