Thursday, December 18, 2014

Menangkap Senja Pantai Taman Muaro Lasak






———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Pantai Carolina Sudut Lain Keindahan Pesisir Padang

Pantai Carolina terletak di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumatera Barat. Pantai ini hanya berjarak 12 kilometer dari pusat kota Padang.  Bila dilihat dari udara pesisir pantai ini berbentuk huruf “W” atau seperti gambar hati/love.

Pantai Carolina memiliki pemandangan alam yang indah, secantik namanya. Dengan pasir pantai yang putih bersih dan air laut yang biru merupakan suatu perpaduan warna yang sangat menakjubkan. 

Pantainya landai, pasirnya lembut, lautnya tenang, sehingga cocok untuk bermain pasir, berenang, berlayar dengan perahu, naik banana boat, atau sekadar duduk-duduk.

[Puisi] Bingkai

Debu yang melekat membuatnya lusuh
AKu pandangi dan aku kembali menggurai cerita
Bingkai itu buka kenangan
Aku kembali, ibu...

Selembar foto lusuh yang terbingkai indah
Mengingatkan aku dengannya
Aku dan ibuku..

Hadirmu damaikan jiwaku
Dekapanmu hangatkan hari-harilku
Aku ingin selalu bersamamu
Aku selalu merindumu, ibu..

Tapi, apa yang selama ini telah ku lakukan
Aku pergi dan tak peduli akan kasihmu
Dalam tiap bait doa yang dilantunkan kepada-Nya.
Selalu lindungiku

Maafkan anakmu ini
Air mata yang basahi muka ini
Tak mampu hadirkan wujudmu
Hadirkan dalam kehidupanku
Lama tak berjumpa dan engkau telah kembali pada-Nya.

Bingkai ini menjawab kerinduanku
Setiap detik yang berlalu
Pergi dan menjauh
Sepertimu, ibu..

Aku rindumu, Ibu...

Padang, 17 Desember 2014


———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Wednesday, December 3, 2014

[Puisi] Lenyap Dalam Senja


Perputaran waktu yang berlalu
Aku tetap sendiri
Aku sendiri
Kini mereka pergi
Jauh dan menjauh dari diriku

Aku terjangkit
Ia, ia itu HIV
Merenggut hari-hariku
Melenyapkan impuanku

Aku selalu berdiri
Menatap petang
Menunggu hangatnya
Hanya sendiri
Bersama senja yang perlahan lenyap.

Padang, 02 Desember 2014.


Terimakasih untuk iven Posko Baca Puisi UKM Kesenian Proklamator Universitas Bung Hatta dalam rangka peringatan hari HIV/AIDS Sedunia.



———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Wednesday, November 5, 2014

Taman Muaro Lasak Baru Tapi Seakan Terlupakan


Deburan ombak yang membasahi pasir di pantai, hamparan lautan hingga pesona matahari terbenam masih menjadi pilihan masyarakat untuk refrashing menyegarkan pikiran dan badan bersama keluarga atau berkumpul bersama teman sebaya bercanda gurau menghabiskan hari. Kota Padang yang memiliki pesisir pantai yang luas, menjadi perhatian pemerintahnya untuk dijadikan objek wisata dan tempat hiburan keluarga.

Di akhir tahun 2013, Pemerintah Kota Padang membangun sebuah taman sekaligus objek wisata baru yang bernama Taman Muaro Lasak. Menambah sederetan taman di Kota Padang yang kurang lebih berjumlah 43 taman. Pembuatan taman ini sebagai komitmen Pemko dalam mewujudkan 30 persen dari wilayah kota sebagai sebagai kawasan terbuka hijau melalui Program Pengembangan Ruang Kota Hijau (P2RKH).

Taman yang di klaim sebagai tempat rekreasi baru di Kota Padang yang berkelas internasional ini berada di jalan Samudra masih dalam kawasan Pantai Purus Padang, Kelurahan Rimbo Kaluang , Kecamatan Padang Barat, bersebelahan dengan kawasan Taman Bermain Anak Rimbo Kaluang. dan padepokan pelatihan silat.

Cukup mudah menemui taman ini. Bila usai melintasi jembatan Purus dan menengok ke arah lautan akan ada bangunan semacam monumen sebagai penanda, dengan tulisan “Taman” yang berwarna merah, kemudian di bawahnya ditulis “Muaro Lasak” yang berwarna abu-abu. Bahkan di taman ini juga terdapat peta untuk menujukan fasilitas apa saja yang ada di taman ini.

Di monumen yang bertuliskan “Taman Muaro Lasak” ini banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk berfoto-foto dan di-share pada akun jejaring sosial seperti facebook atau twitter. Hal tersebut juga saya lakukan dengan mengunggah foto monumen tersebut ke Twitter dengan mention akun @infoSumbar. Hasilnya banyak pengguna twitter yang me-retwit postingan saya dan bertanya dimana lokasi taman ini.

Memang, banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan taman ini, sebab taman ini masih proses pembangunan meski pengunjung bisa menikmati taman ini, sebelum Pemko meresmikannya. Mungkin sebagian yang mengetahuinya informasinya dari mulut ke mulut atau melalui jejaring sosial seperti yang saya lakukan. Di twitter saja Taman Muaro Lasak sudah memilik akun dengan nama @muaro_lasak meski belum ada followers.

Sebagai objek wisata baru, taman ini juga memiliki menjadi pilihan masyarakat Kota Padang untuk berlibur dan tidak ada salahnya singgah sejenak ke Taman Muaro Lasak.

—————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Wednesday, October 29, 2014

Serba Serbi Kampus Proklamator III Universitas Bung Hatta






———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Konservasi Penyu Kota Pariaman



Kota Pariaman merupakan salah satu daerah di wilayah Pantai Barat Sumatra yang menjadi lokasi tempat mendaratnya penyu-penyu setiap tahunnya. Penyu saat ini termasuk kedalam katagori hewan yang berstatus hampir punah dan membutuhkan pelestarian. 

Kota Pariaman memiliki Kawasan Konservasi Penyu yang berlokasi di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat. Konservasi ini dibawah naungan UPT. Konservasi Penyu Kota Pariaman yang melaksanakan kegiatan operasional penyelamatan telur penyu dari 3 Spesies diantaranya Penyu Sisik (Eretmochelys Imbricata), dan Penyu Hijau (Chleonia Mydas), dan Penyu Lengkang (Lepidocheyls Olivacea).
———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Lembah Harau


Harau, barisan dinding bebatuan yang tinggi. Membentang luas, menjadi pagar bagi sawah nan hijau. Berbagi, memberi arti bagi kehidupan. Sudut lain Lembah Harau, Kab. Limapuluhkota.
———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Tuesday, October 14, 2014

Telusuri Benteng dan Bunker di Gunuang Padang


Gunung Padang memiliki banyak cerita dan objek wisata yang patut dijelajahi salah satunya benteng dan bunker yang merupakan situs peninggalan zaman penjajahan. Ketika itu, kawasan pesisir pantai Kota Padang menjadi basis pertahanan oleh penjajah Jepang. Hampir disetiap titik daerah tepi pantai Kota Padang terdapat sisa-sisa benteng dan bungker dimulai dari Teluk Bayur hingga daerah Tabing.

Gunung Padang sendiri berada pusat Kota Padang kira-kira lebih dari 5 km, kita bisa melewati sepanjang pesisir pantai Padang kemudian menuju arah jembatan Siti Nurbaya. Ikuti saja jalan hingga ke bawah jembatan, lurus terus dengan menyusuri tepian sungai Batang Arau hingga menuju arah Gunung Padang yang berada di muara sungai. Tepatnya berada di Kelurahan Kampung Seberang Pabayang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.

Sesampainya dilokasi akan disambut dengan gerbang yang bertuliskan Objek Wisata Gunung Padang. Untuk setiap kendaraan yang diparkir akan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp.3000 per unitnya. Masuk ke lokasi Gunuang Padang pun dengan menggunakan karcis masuk yang harganya Rp.5000 untuk dewasa dan Rp.3000 untuk anak-anak.

Di kawasan ini akan dijumpai beberapa bunker, pilbox dan battery hasil peninggalan zaman penjajahan Jepang plus dengan meriamnya. Peninggalan sejarah tersebut dapat ditemui beberapa meter setelah melewati gerbang objek wisata Gunuang Padang. Di sana dapat melihat-lihat kedalamnya atau mengabadikan gambar dengan kamera kita.

Bungker I


Beberapa meter dari gapura masuk akan menemukan bungker pertama yang berdekatan dengan rumah penduduk. Saat ini digunakan untuk kandang hewan. Bungker ini memiliki ketebalan kira-kira 80 cm dengan luasnya sekitar 5 x 3 meter persegi. Bungker ini dulunya digunakan sebagai banguan pertahana yang secara keseluruhan bangunannya dibawah tanah.


Bungker II


Setelah itu, beberapa langkah saja kita akan berjumpa dengan bunker kedua yang berhadapan langsung dengan kedai milik warga. Saat ini digunakan sebagai gudang. Bungker ini kira-kira memiliki ukuran yang sama dengan bungker pertama dengna ketebalan dinding 80 cm dan luasnya sekitar 5 x 3 meter persegi.

Pilbox Gunuang Padang



Bersebelahan dengan banker kedua, terdapat satu bangunan yang bertipe pilboks. Banguana ini memiliki ruangan cukup luas, dengan dinding beton yang tebal hampir 1 meter. Menariknya masih terdapat meriam besi yang besar dan dengan tipe benteng yang berbentuk empat poligon setengah lingkaran dibangun sekitar tahun 1942-1945.

Banguan ini berada dilereng bukit yang menghadap pantai Kota Padang. Bila dilihat dari posisi dan letak kedudukan meriamnya, kemungkinan dapat digeserkan ke kiri dan ke kanan serta atas dan bawah.



Bangunan Burgerlijke Openbare Werken (BOW) 


Kemudian terdapat satu bangunan yang memiliki bentuk seperti rumah yang tertulis BOW dan memiliki dua ruangan yang tak beratap. Ternyata bangunan yang menyerupai benteng ini merupakan Burgerlijke Openbare Werken (BOW) yang merupakan cikal bakal dari Dinas Pekerjaan Umum saat ini sejak 1866.


Bungker Taman Siti Nurbaya


Bila sampai puncak Gunuang Padang yang dikenal dengan Taman Siti Nurbaya akan terdapat dua bunker. Kemungkinan bila dilakukan penggalian lagi dilokasi ini akan ada banyak lagi bungker yang tersembunyi.




Battery Gunuang Padang


Selain itu juga terdapat bangunan Battery yang berada di puncak Gunuang Padang yang merupakan bangunan pertahanan di ruang terbuka. Saya sempat mengira bangunan yang berbentuk lingkaran dari bebatuan yang telah dibeton ini hanya bangunan pelengkap sana ternyata peninggalan pertahanan Jepang.

Di sana terdapat dua Battery, satu menghadap ke pesisir pantai Kota Padang dan satu lagi menghadap pelabuahan Teluk Bayur dan Pantai Air Manis. Mengingat pada zaman dulu Gunung Padang dijadikan salah satu basis pusat  pertahan tepi pantai oleh penjajahan Jepang.

Gunuang Padang menjadi saksi dari berbagai kejadian penting dari perkembangan Kota Padang, mulai dari kedatangan bandar dagang VOC, bajak laut Perancis hingga masuknya tentara Jepang.


***Semua foto merupakan karya pribadi dan data-data bersumber dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar dan observasi lapangan.
———————————————————————————————————————————————
 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Great Wall-nya Padang


Sebenarnya, banyak yang tidak menyadari ternyata perjalanan menuju puncak Gunung Padang, bila perhatikan dengan seksama layaknya berada di Great Wall Koto Gadang Bukittinggi atau Great Wall asli di Cina. Terutama bila dilihat di atas perahu nampak jelas dinding tembok tersebut di bibir bukit.

Gunung Padang sendiri berada pusat Kota Padang kira-kira lebih dari 5 km, kita bisa melewati sepanjang pesisir pantai Padang kemudian menuju arah jembatan Siti Nurbaya. Ikuti saja jalan hingga ke bawah jembatan, lurus terus dengan menyusuri tepian sungai Batang Arau hingga menuju arah Gunung Padang yang berada di muara sungai. Tepatnya berada di Kelurahan Kampung Seberang Pabayang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.

Monday, October 13, 2014

Indahnya Pesona Alam dari Gunung Padang


Udara pagi di akhir bulan Agustus begitu segarnya. Pagi itu suasana masih cukup gelap dan dingin. Genangan air sisi hujan semalam masih basahi jalanan. Mentari masih belum sepenuhnya berikan kehangatan sinarnya. Sebagian masyarakat ada yang sudah beraktivitas dan sebagian lagi masih terlelap meringkuk bersembunyi di bawah selimut. Namun jalanan masih cukup lengang. Ya, sekarang itu weekend.

Pada 31 Agustus 2014, bersama tiga adik saya dari lain ibu yaitu Muhammad Yusuf Rasidin, M Denis dan Imam Mardhatillah, menoba untuk menikmati akhir pekan mendaki gunung di Kota Padang. Gunung? Pecaya atau tidak, Kota Padang itu mempunyai gunung loh. Bila tidak percaya mari buktikan saja. Ya, ini dia namanya Gunung Padang atau Gunuang Padang dalam bahasa Minangkabaunya.