Monday, December 31, 2012

Aku dan Sore itu Bersama Garis Senja






Barisan awan, gulungan ombak berpadu dengan lembayung senja
*Pantai Purus Kota Padang, 09 Oktober 2011


Aku berdiri sersandingan dengan kilauan senja
*Pantai Purus Kota Padang

Senja begitu indahnya mendamaikan jiwa jelang pergantian hari
*Pantai Purus Kota Padang, 16 Oktober 2010

Senja sebuah cerita dari perputaran waktu, dari perputaran hari. Dan kala senja memang selalu dinanti..


———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Wednesday, December 26, 2012

Bisnis Plan: Kerupuk Tempe Balado Buyuang


1. Latarbelakang
Siapa yang tak mengenal tempe. Makanan hasil fermentasi kedelai dengan jamur Rhizopus. Sp ini telah menjadi makanan yang mendunia, pasalnya semua kalangan dari yang muda hingga tua menyukainya.

Sebagai makanan khas asli indonesia Tempe biasanya dinikmati dalam bentuk olahan seperti digoreng sebagai lauk atau pelengkap teman makan nasi di keseharian. Selain itu juga, olahan tempe bisa dijadikan keripik namun kali ini saya akan mencoba menginovasikan tempe menjadi kerupuk dengan rasa balado.

Friday, November 2, 2012

Melihat Mercusuar "Berlubang Jepang" di Padang


Penah mendengar cerita Kota Padang memiliki lubang (goa) peninggalan penjajahan Jepang? Ya, tentunya cerita tersebut benar adanya. Siapa sangka lubang Jepang ini telah ada berpuluh-puluh tahun lamanya dan baru ditemukan di Kota Padang berkat laporan sejumlah masyarakat yang menemukan peninggalan sejarah tersebut.

Siang itu, saya berkesempatan melihat langsung Lubang Jepang yang berdampingan dengan menara sistem navigasi laut (Mercusuar). Mudah sekali menemukan lokasi bersejarah ini, persis di jalan lintas Padang-Painan.


Tepatnya di Kelurahan Sungai Beremas, Kawasan Bukit Lampu, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Padang, Sumatra Barat. Kita bisa menandainya dengan melihat menara yang memiliki tinggi hampir 10 meter ini.

Hampir 30 menit berangkat dari pusat Kota Padang dan setelah hampir sampai saya mencoba menanyakan lokasi Mercusuar berlubang Jepang ini kepada masyarakat sekitar.

"Lubang Jepang nya ada dua yang di bawah situ satu dan di sana satu," ujar salah satu warga kepada kami.


Lantas kami bergegas memarkirkan kendaraan roda dua ini dan berjalan menuju gapura yang pagarnya tertutup. Kawasan ini bernama Mensu Bramas. Di bawah Dirjen Perhubungan Laut, sub-bidang navigasi Teluk Bayur.

Mercusuar ini dikabarkan sudah berdiri sejak tahun 1916 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada bagian menaranya memiliki diameter sekitar 2 meter dan bagian bawahnya 4 meter. Berada diketinggian 15-30 mdpl.

Hasil data dari BPCB Batusangkar menuliskan, menara suar ini berdiri di atas bangunan berbentuk persegi panjang berukuran 7 x 10 m. Menara ini terbuat dari susunan bata dengan ketebalan dinding 30 cm. Tinggi dari diameter bawah ke atas 9,15 m.  Untuk menuju ke puncak menara dapat dilalui dengan menggunakan tangga besi dengan 58 buah anak tangga.

Pada bagian puncak menara inilah diletakkan lampu suar yang dilindungi dengan bangunan baja. Pada lampunya terdapat tulisan, mungkin nama pabrik pembuatnya yaitu Opperman GLARS LTD Well.

Saat itu saya tidak sendiri tapi bersama tiga teman lainnya. Kami membuka pagar dan mencari petugas yang menjaga kawasan ini. Kemudian kami bertemu dengan Zulkarnain (41) salah satu petugas Navigasi Mercusuar di rumah dinasnya.

"Mau lihat lubang Jepang ya?" tanyanya dengan ramah kepada kami.

Sambil berjalan menuju lubang Jepang tersebut, Zulkarnain menceritakan sedikit sejarah Mercusuar dan lubang Jepang ini. Menurutnya, Mercusuar ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang digunakan untuk memantau sistem navigasi kapal. 

"Saya tidak tahu persis kapan menara navigasi ini didirikan, soalnya saya sudah tahunya turun temurun dari petugas lainnya yang menceritakan sejak zaman Belanda sudah ada," katanya sembari menunjuk menara yang berwarna putih itu.

Hamparan rerumputan yang rapi dan tertata kami lewati. Zurkarnain melanjutkan ceritanya setelah Belanda pergi dari Kota Padang, mereka meninggalkan Mercusuar ini berserta satu rumah. Kemudian masuklah penjajah baru dari negara Jepang dan mengambil alih kawasan ini.


Pada masa penjajahan Jepang tepatnya saat Perang Dunia II. Mercusuar ini selain untuk mengawasi kawasan perairan Teluk Bayur juga digunakan untuk sistem pertahanan dengan membangun benteng dan lubang-lubang pertahanan bagi tentara Jepang.

Mecusuar ini sempat hancur akibat di bom saat perang dengan tentara Inggris. Padalah menurut peraturan internasional kawasan navigasi seperti ini sama halnya dengan kawasan dengan tim medis yang berada pada daerah putih atau damai.

Namun, dari kelicikan penjajahan Jepang itu, mereka menembak kapal-kapal yang diduga musuh saat memasuki teluk Bayur sehingga wajar saja jika dihancurkan oleh tentara Inggris. Saat ini puing-puingnya masih terlihat di depan Mercusuar baru. Belanda atau Jepang memang sudah merencanakan untuk menguasai Kota Padang sehingga wajar saja banyak peninggalan zaman penjajahan.


Pada massa pemerintahan presiden Soeharto Mercusuar ini dipugar kembali dari Proyek Pelita Nasional tahun 1974/1975 yang dilaksanakan oleh CV. Ubani Padang dan diresmikan oleh Dirjen Perla pada tahun 1975.

"Memasuki menara, kita akan melalui tangga melingkar menuju puncaknya. Lampu yang berada di puncak tersebut masih asli sisa peninggalan zaman Belanda," ujar Zurkarnain pria asli Kota Padang ini.


Pemandangan teluk Bayur dengan jelas bisa kita nikmati. Menuruni satu persatu anak tangga akhirnya kami sampai mulut lubang tersebut. Ternyata letaknya berada di bawah mercusuar.

"Mau lihat ke dalam?" tanyanya pada kami.

Lantas, Zulkarnain kembali ke atas untuk mengambil kunci pintu lubang Jepang-nya. Dulunya, sebelum kawasan ini dan pintu masuk lubang Jepang-nya dipagar banyak masyarakat umum mengujungi tempat ini apalagi banyaknya muda mudi yang berpacaran dan berbuat mesum sehingga pengelola kawasan ini memagar semuanya demi keamanan dan kenyamanan bersama.


Buktinya terlihat di mulut lubang Jepang ini, banyak coretan-coretan dari tangan-tangan jahil yang merusak keindahan tempat ini. Padahal dari sini kita dapat menambah pengetahuan yang mungkin tidak diajarkan di bangku sekolah serta melihat pemandangan kapal-kapal yang berlalulangan bersandar di teluk Bayur.

Lubang Jepang ini memiliki empat pintu, dua pintu berada dalam kawasan Mensu Bramas. Dua pintu lagi berada di dekat rumah penduduk. Saat memasuki lubang Jepang suasananya cukup sejuk dan dingin.


Di dalam lubang Jepang terlihat kotor akibat jarang dibersihkan dan menjadi sarang kelelawar. Lubang ini terbuat dari beton yang masih kokoh dengan tebalnya hampir 1 meter dan memiliki memiliki lorong ± 250 meter.

"Sedikitnya tiga jumlah kamar yang ada pada masing-masing gua yang memiliki panjang lorong antara 50-100 meter. Sedangkan, tinggi gua tersebut, berkisar 170 cm, yang memang sengaja disesuaikan dengan tinggi orang Jepang," jelasnya.

Lubang Jepang ini memiliki empat buah pintu masuk, di sisi utara, selatan, timur, dan barat. Pintu pada sisi barat merupakan pintu yang paling besar, kemungkinan pintu utamanya. Lorong pada lubang ini terdapat dua buah, satu buah mengarah ke selatan dan satu buah lagi mengarah ke timur, masing‐masing sepanjang kurang lebih 50 m. 


Pembangunan Menara Suar Bukit Lampu tidak terlepas dari pembangunan Pelabuhan Teluk Bayur pada tahun 1890‐an oleh Belanda sebagai sarana pendukung utama pelayaran di Pelabuhan Teluk Bayur.

Menara Suar Bukit Lampu sampai sekarang masih menjadi salah satu menara suar terpenting di pantai Sumatera Barat khususnya di kawasan Teluk Bayur. Keberadaannya tidak terlepas dari peningkatan status Pelabuhan Teluk Bayur sebagai pelabuhan internasional di wilayah barat Pulau Sumatra pada tahun 2000‐an.

Di dalam kawasan Mensu Bramas ini selain menyuguhkan pemandangan laut dan pesona bangunan bersejarahnya seperti menara suar yang terdapat benteng dan lubang pinggalan penjajahan Jepang juga terdapat meriam namun yang tersisa hanya kedudukan meriam. 

Sebagai tempat bersejarah sudah sepatutunya pemerintah daerah memperhatikan aset edukasi ini karena banyak dari masyarakat Kota Padang bahkan Sumatra Barat tidak mengetahui lokasi ini. Walaupun kawasan ini tertutup untuk umum kita dapat meminta izin terlebih dahulu kepada petugas agar dapat masuk ke lokasi mercusuar ini.

Dipubikasikan oleh WawasanProklamator.com dan detik Travel
Dokumentasi foto tahun 2012 dan 2016


———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Thursday, September 27, 2012

Antara Kaget, Kesal dan Bahagia



Sekarang hari Rabu, tidak lain dan bukan lain hari kelahirannya seorang teman seperjuangan dan sekaligus sahabat aku yakni Septi Handayani, S.pd. Wanita kelahiran Purwokerto 26 September 1989 yang super cerewet ini telah bertambah usianya menjadi semakin tua, hehehee

Semula aku tidak tahu jika dia ulang tahun atau bahasa kampungnya hepi bday-an gitu, ahh..alaisme jadinya, hahaha.  Ya, ketika melihat beranda di Facebook dan di sudut kanannya jika dilihat dari mata kita di halaman jejaring sosial yang sahamnya terus turun ini tertulis empat pemberitahuan yang mengingatkan kita pada teman-teman Facebook yang sedang ulang tahun.

Saturday, September 22, 2012

Wisuda ala Koran

Selamat Pagi,  aku mulai memposting twitter di Sabtu (20/09/2012) pagi yang nampaknya sedang menggalau. Langit seakan menyadari betapa harunya ketika usaha dan perjuangan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi harus berakhir dengan sebuah perayaan yang bernama Wisuda.

Wisuda? Ya, mengutip wikipedia.com pengertian Wisuda adalah suatu proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas. Biasanya prosesi wisuda diawali dengan prosesi masuknya rektor dan para pembantu rektor dengan dekan-dekannya guna mewisuda para calon wisudawan/wati.

Tuesday, September 4, 2012

Sang Khatulistiwa Bonjol Nan Sunyi



Mentari siang di awal bulan Agustus tidak begitu teriknya, barisan awan di angkasa yang membumbung tinggi menampakan pesona yang begitu damainya bersama semilir angin laju kendaraan yang berkecepatan 60 km/jam membuat kami terbuai.

Monday, August 27, 2012

[Puisi] Senja mu

Bersembunyi pada kejujuran mu
Menuliskan cerita pada duka
Bermain pada senyuman dibalik langkah mu
Bariasan awan turun menyelimuti bebukitan
Langit mendung merona
Berpadu dengan senja berbalut panggilan ayat-ayat nan suci

Aku tahu, senja akan datang dihadapan dengan bayang mu...
Aku tahu, berbalut asa senja enggan menghangatkan petang mu...

Senja selalu berikan hangatnya
Bersama dengan deburan ombak yang menghilangkan semuanya
Bersama dengan gelap yang tiba..

Padang, 24 Agustus 2012
*Berharap pada hangatnya sore ini, menunggu senja yang lama tak jumpa

Karya: Bayu Haryanto, Mahasiswa jurusan Teknik Kimia, Universitas Bung Hatta

[Puisi] Hujan, Aku dan Rindu

                                 
Meradang Pagi itu
Meluap tersapu kalut, Embun pagi memanas
Kabut tipis dihapusnya
Mentari pagi bersinar, beri harapan atas sendu sedan itu

Awan merapat menutupi hangatnya mentari
Jalan setapak itu tertutup ilalang
Ku harap sinarnya mengantarkan ku pada nya
Bagi yang merindu

Tetesan hujan boleh basahi tubuh ini
Namun, tetesan air mata mu tak boleh menetes dihatiku
Hujan ini mendinginkan hatiku yang rindu pada mu
Sayang, mengapa kamu selalu Dingin saat aku bersamamu

Kusampaikan ini
Pada tetesan hujan yang basahi raga ini
Ku berikan kepercayaan pada derasnya sungai yang mengalir
Bawakan pesan rindu untuk mu

Berburu dengan waktu namun hujan tetap menghalangi langkah
Menatap pada bait-bait ayat, berpadu dalam doa di tengah gundah
Aku bersujud dan percaya
Setiap jalan yang ku tempuh
Tidaklah sesulit yang ku pikirkan

Padang, 24 Agustus 2012
*Kumpulan status Twitter dan Facebook pribadi

Karya: Bayu Haryanto (Ubay), Mahasiswa jurusan Teknik Kimia, Universitas Bung Hatta


———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Monday, May 14, 2012

Menjauhi yang Serba Instan

Kesibukan perkuliahan membuat mahasiswa memilih segala yang serba cepat dan praktis. Mereka menjadi mahasiswa serba instan. Mengkonsumsi makanan cepat saji, mie instan, dan minuman bersoda cenderung meningkatkan kandungan asupan karbohidrat dan lemak yang lebih banyak. Ini akan menyebabkan obesitas.

Mahasiswa yang kuliah pagi, pulang petang, bahkan hingga larut malam seringkali tak sarapan. Mereka langsung makan siang, bahkan makan malam pun dilakukan di tengah malam sambil begadang.

Tidak ada variasi makanan. Mahasiswa lebih banyak minum kopi, minuman bersoda, dan mengkonsumsi suplemen penguat stamaina. Bila ditambah dengan kurangnya asupan air putih, hal itu dapat memperburuk kualitas hidup mahasiswa yang serba instan.

Lebih baik benahi gaya hidup dengan pola makan sehat seimbang, berolahraga, istirahat cukup, serta menjauhi makanan dan minuman instan.*

*Bayu Haryanto, mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Universitas Bung Hatta dan Aktif di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Wawasan Proklamator. (Tulisan ini pernah dimuat di Koran Kompas dalam rubrik 'Argumentasi!' Kompas Kampus 08 Mei 2012)

Kartini-nya Minangkabau


Negara yang besar adalah Negara yang tidak akan pernah melupakan sejarahnya, itulah pepatah yang mungkin bisa kita maknai dari peringatan hari Kartini. Tanggal 21 April setiap tahunnya dirayakan agar dapat mengambil pelajaran dan merefleksikan akan hakekat dari perjuangan emansipasi wanitanya seorang bernama Kartini.

Mak Itam Sang Legenda Sawahlunto

Sinar matahari di awal bulan Maret begitu teriknya, sekumpulan juranalis kampus se-Sumatra yang mengikuti Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) mengenai Jurnalisme Siber berkesempatan datang untuk mengunjungi "Mak Itam", salah satu ikon wisata kota tua di Sawahlunto, Selasa (06/03/2012).

Kota Sawahlunto sebagai salah satu kota tambang batubara di Sumatra Barat. Pada abad pertengahan ke-19 Sawahlunto tidak bisa dipisahkan dari Mak Itam, ketika Ir.Willem Hendrik de Greve tahun 1868 yang ditugaskan oleh Gubernur Kolonial Hindia Belanda melakukan ekspedisi ke pedalaman Minangkabau dan menemukan kandungan deposit batubara di Sungai Ombilin, salah satu sungai di Sawahlunto. Kemudian eksplorasi batubara pun mulai diproduksi sejak tahun 1892 hingga 2000-an.

Saturday, March 10, 2012

[Puisi] Kami dan Mereka

Diam, bermula dari pertemuan kami
Satu per satu terucap diantara mereka
Aceh, Medan, Palembang, Jambi
Lampung, Batusangkar, Bukittinggi dan Padang
Itu mereka jurnalis muda.

Kami dan mereka bersama dalam jurnalisme siber
Menggali ilmu dari materi mereka yang berpengalaman
Jurnalis sisi pekerjaan kami 
Ditengah memantapkan diri meraih impian 
Mencerdaskan pembaca dengan untaian kata. 

Petikan gambar yang terekam menceritakan kebersaman mereka
Bermain dengan tawa dan teriakan
Bercumbu dengan senyuman dan rayuan
Mereka dan modusnya
Raut ekspersi indahnya di antara kami.

Kegalauan mengalir seiring kembalinya mereka
Deraian dan rinai hujan di Sawahlunto
Menjawab setiap isi hati mereka yang merindu
Mereka berpesan, Padang pun bersedih hingga pagi tiba
Jejak yang membekas hanya terlihat di 13 giga file foto mereka.

Tak ada kata yang terucap hanya doa yang dipanjatkan
"Semoga kita bisa bertemu dan berkumpul kembali"

Kerinduan bersama setiap detiknya...

Padang, 10 Maret 2012

Tulisan ini dipublikasikan di Wawasan Proklamator

Karya: Bayu Haryanto (Ubay), mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Universitas Bung Hatta

Dinginnya Padang di pagi hari mengingatkan ku saat di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Sawahlunto bersama panitia dan peserta Pelatihan Jurnalistik tingkat lanjut (PJTL) se-Sumatera 02-07 Maret 2012.

Wednesday, January 18, 2012

Apa Sih Jet Lag Itu ???

Semua orang yang gemar berpergian pasti pernah mengalami jet lag, mual pusing disertai muntah setelah berpergian bisa jadi atau sangat mungkin merupakan pertanda dari fenomena yang kita namakan Jet lag.