Monday, July 11, 2011

Potensi Pembuatan PCC Dari Batu Kapur Di Sumatera Barat Part 2

-->
Kedua larutan dicampur dalam reaktor berpengaduk yang dipengaruhi kondisi operasi temperatur, konsentrasi dan laju pencampuran. PCC yang dihasilkan pada proses CaCl2 ini memiliki kemurnian yang tinggi, dalam penyaringan PCC dapat dilakukan dengan cara:
1. Menggunakan tangki penyaringan uap (suction filter tank) atau penyaringan bertekanan
2. Rotasi vacuum filter yang menggunakan prinsip pelarutan garam yang larut
3. Dengan menggunakan sentrifugal sebelum disaring
4. Dengan vacum flash dan penyaringan



Apabila batu kapur hasil kalsinasi dapat dilarutkan menjadi garam dengan kelarutan tinggi, maka diharapkan jumlah rendemen PCC yang dihasilkan dapat ditingkatkan.
Metode yang paling populer digunakan di industri adalah metode karbonisasi, karena metode ini dapat menghasilkan PCC secara cepat dan efisien. Pada metode kaustik soda dan metode karbonisasi pada prosesnya menggunakan kalsinasi, sumber panas untuk kalsinasi dihasilkan dari batu bara ,diman pada saat prosses pembakaran dari batu bara tersebut menghasilkan CO2 yang daapt menjadi polusi dalam jumlah yang banyak (Rahmadani, 2008).
Perbedaan dari metode pembuatan PCC terletak pada jenis senyawa yang digunakan. Metode karbonisasi dilakukan dengan mengalirkan uap CO2 pada kalsium oksida yang dihasilkan dari pemanasan batu kapur. Metode Soda Kaiustik dilakukan dengan penambahan Na2CO3 pada kalsium hidroksida. Metode solvy menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan seperti debu dan asap pabrik, limbah padat yang menytebabkan endapan lumpur dan panas yang dihasiilakn dari proses solvy yang eksoterm (Rahmadani, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arief (2009), menyatakan bahwa penambaham asam-asam anorganik pada proses slaking batu kapur untuk pembuatan PCC melalui metoda karbonasi dapat menambah rendemen PCC yang dihasilkan dan CaO mempengaruhi rendemen PCC yang dihasilkan.
-->Penggunaan HNO3 pada pembuatan PCC memberikan rendemen tertinggi pada konsentrasi 2 M dan CaO 2,1 g yaitu sebesar 74,3 %, dengan bentuk kristal vaterit bercampur aragonit. Penggunaan HCl dengan konsentrasi 1,5 M dan CaO 2,1 g sebesar 71,5 % dengan bentuk kristal vaterit bercampur aragonit. Penggunaan HClO4 dengan konsentrasi 1,5 M untuk CaO 3,5 g dengan rendemen sebesar 72 %, dengan bentuk kristal vaterit, calsit dan aragonit.
5.
Pembuatan PCC Skala Industr
Tenjelasan:




1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah batu kapur hasil tambang yang berbentuk bongkahan.
2. Grinding
Proses pengecilan ukuran batu kapur sesuai peruntukan industri.
3. Screnning
Proses pemisahan dengan cara pengayakan antara batu kapur dan pengotor biasanya ukuran partikel di industri 2-10 µm,
4. Kalsinasi
Proses pemanasan, dimana batu kapur dipanaskan pada susu >900oC sehingga terbentuk CaO dan CO2.
Reaksinya sebagai berikut:
CaCO3 → CaO + CO2
CaCO3MgCO3 → CaOMgO + 2CO2
Temperatur harus dijaga dan CO2 harus dibuang karena sifanya yang bereaksi sensitif reversibel. Pada biasanya industri kecil terjadi kondisi overburn dan overburn.
5. Slacking atau hidrasi
Pada proses ini terjadi proses penambahan H2O berlangsung sangat cepat dan menghasilkan panas. Reaksinya sebagai berikut:
· High Calcium Quick:
CaO + H2O ←→ Ca(OH)2 + panas
· Dolominic lime Normal:
CaO.MgO + H2O ←→ Ca(OH)2.MgO + panas
· Dolominic lime bertekanan:
CaO.MgO + MgO + Panas ←→ Ca(OH)2.Mg(OH) + panas
Menghasilkan susu kapur
Proses ini mengunakan larutan jenuh dengan Ca(OH)2 dinam partikel basahnya Ca(OH)2, CaCO3 tidak larut dalam air, kelarutan Ca(OH)2 >>> Mg(OH) dan MgO dan pengotor pada air tidak larut.
6. Screening
Proses pemisahan dengan mengambil larutan hasil proses slacking.
7. Karbonatasi
Proses reaksi antara karbong dengan gas karbondioksida, reaksinya senagai berikut:
Ca2- → C
Ca(OH)2 Ca2- + 2OH
CO2 + OH- → HCO3-
HCO3- + OH- → CO32- + H2O
Ca2- + CO32- → CaCO3
Ca(OH)2 + CO2 → CaCO3 + H2O
8. Filtrasi
Proses penyaringan antara padatan yaang berupa PCC dengan air.
9. Drying
Proses pengeringan endapan PCC.
10. Produk
produknya adalah PCC.
Kalsium karbonat untuk industri memeiliki kemurnian 98%, ukuran partikel 2-10 µm, pengotornya rendah sesuai peruntukannya di industri dan derajat keputihanya diatas 95%.
6. Penggunaan PCC
PCC banyak digunakan sebagai bahan pengisi (filler) di industri-industri kimia seperti, industri kertas, cat, PVC, ban, farmasi, dan juga pasta gigi. PCC banyak digunakan dalam industri sebagai berikut:
1. Pada industri kertas sebagai filler dan coating (72%).
2. Pada industri cat dan pelapisan,digunakan sebagai filler/extender (8%).
3. Pada industri plastik sebagai filler untuk meningkatkan kualitas fisik seperti modulus, resistansi terhadap panas, dan kekerasan (5%).
4. Pada industri karet (4,5%).
5. Pada industri makanan, kosmetik dan farmasi, antara lain digunakan sebagai antasid, suplemen kalsium pada makanan, abbrasive mild pada pasta gigi (4%).
6. Pada industri tekstil (2,5%).
7. Pada industri dempul (2,5%).
8. Pada industri bahan adesif.

No comments:

Post a Comment