Sunday, August 11, 2013

Bahasa Tanpa Kata



Tak semua rasa bisa terungkap indah oleh kata. Kamu tahu, aku tahu, maka cukup waktu yang bicara. Ya, terkadang rasa itu lebih indah tatkala terasa, bukan terucap bahasa.


Saat bahasa mewujudkan rasa dalam kata, sebagian makna akan menguap lenyap. Seperti misteri yang telah terpecahkan. Kamu tahu, aku tahu, maka cukup waktu saja yang bicara dalam bahasa tanpa kata

———————————————————————————————————————————————

Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Esensi

Rasanya ingin berlari, tapi kaki serasa mati. Ingin berteriak tapi lidah terasa kelu. Hanya igauan yang tak jelas. Aku tak sadar. 
Perjuangan itu milik rakyat banyak, jadi buatlah supaya mudah diterima oleh orang banyak. Tidak mengubah esensi, hanya mengubah sedikit nada.
Berseteru. Memilih diksi yang pas untuk menjelaskan kerumitan di dalam benak.
Revolusi dimulai dari pemikiran dan diwujudkan dengan langkah-langkah edukatif politis. Bukan kekonyolan yang sporadic.
Ide-ide dan langkah-langkah konyol hanya akan membuat fokus terpecah. Membuat lengah dan lupa pada tujuan yang sebenarnya. Membuat sibuk dan lelah tanpa makna.
Sementara sistem yang ada tetap meraja.

———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Hujan

Meradang Pagi itu, meluap tersapu kalut embun pagi memanas, kabut tipis dihapusnya mentari pagi bersinar, beri harapan atas sendu sedan itu. Perlahaan awan merapat menutupi hangatnya. Jalan setapak itu tertutup ilalang. Berharap sinarnya mengantarkan bagi yang merindu.
Hujan..
Berburu dengan waktu namun ia tetap menghalangi langkah ini. Menatap pada bait-bait ayat berpadu dalam doa di tengah gundah. Aku bersujud dan percaya setiap jalan yang ku tempuh tidaklah sesulit yang ku pikirkan.
Ubay
———————————————————————————————————
Bercengkrama dengan hujan? Ah, hari telah senja. Burung-burung lelah dan beranjak terbang ia ke sarang. Sisakan saja tempias di bening kaca jendela kamar rumahku. Ketika ia menjadi kabut, tuliskan saja kata-kata rindu. Dan, malam akan menjelmakannya menjadi embun.
Muhammad Subhan

———————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.

Traveling  Explore  Journalism  Photograph  Writer  Share  Inspire

 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Love Letter

Dear my prince,
Yang tertulis itu abadi, yang terucap itu akan hilang dibawa angin, pepatah spanyol berlaku untuk hatiku yang pengecut ini. Tak semua hal yang terucap itu nyata, kadang kala tersimpan dusta, mungkin tulisan yang tak indah ini yang hanya mampu ungkapkan rasaku yang selama ini terpendam. Pengecut memang !
Ketika hatiku tak mampu berkata, tak mampu berjalan, dan tak mampu bersuara lagi. Apa aku mesti diam? Bersemayam dalam rindu dan rasa yang tak bisa aku ungkapkan, menyimpan  indahnya senyummu dibalik kalbuku yang tak bisa kusentuh.