Saturday, May 11, 2019

Kue Mangkuak Sayak, Jajanan Jadul Citarasa Minangkabau


Kue Mangkuak menjadi penganan yang keberadaannya tidak begitu mudah untuk dijumpai. Entah ada angin apa, saya terniat ingin sekali mencari Kue Mangkuak di Kota Padang ini. Bertepatan dengan akhir pekan saya mencoba menjelajahi wisata kuliner tradisional ini.

Usai melakukan riset kecil-kecilan di paman Google, akhirnya keluar satu nama tempat yang bisa dikunjungi yaitu Usaha Kue Mangkuak Ibuk Syamsibar. Saya pun meluncur ke Jalan Raya Air Dingin Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Kira-kira 30 menit dari pusat kota.

Selain itu juga ada Kue Mangkuak Ibu Mai yang sering jualan di pasar pagi Pasia Kandang, Kelurahan Pasia Nantigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Terkadang saya pun sering melihat saat car free day di GOR H. Agus Salim pada Minggu pagi. Jika di daerah lain akan mudah dijumpai di Pasar Tradisonal.

Kue Mangkuak Sayak Kuliner Autentik Minangkabau


Kue Mangkuak ini disajikan menggunakan tempat yang unik sehingga tampilannya menjadi khas. Sebabnya, Kue Mangkuak ini diberi nama Kue Mangkuak Sayak yang berasal dari bahasa Minangkabau. Makna kata Mangkuak ini memiliki arti mangkok, karena bentuk cetakannya menyerupai mangkok. Sedangkan arti dari kata Sayak bermakna tempurung kelapa, karena menjadi tempat cetakannya.

Jadi secara sederhananya penganan ini bernama Kue Mangkuk Tempurung Kelapa. Namun, ada juga nama lainnya yaitu Kue Mangkuak Badeta, kerena ditengah kuenya terdapat tonjolan menyerupai puncak.

Jajanan tradisional ini sering digunakan sebagai kuliner pelengkap ritual adat di berbagai nagari di Minangkabau.

Melihat Proses Produksi Kue Mangkuak Sayak


Kue Mangkuak Sayak

Kue Mangkuak merupakan salah satu kuliner autentik Minangkabau berjenis kue basah yang bebas dari gluten (sejenis protein yang terdapat pada gandum dan tepung). Penganan yang berbahan utama tepung beras, santan kelapa gula merah, gula putih dan rempah-rempah ini cukup langka untuk dijumpai.

"Bu, masih ada kue mangkuaknya?" tanya saya ketika itu.

"Maaf Nak, kuenyo lah habis. Iko punyo urang alah dipasan sabalumnyo," jawabnya sembari mengambil kue yang akan di-packing untuk acara mandoa dan arisan.

Sontak saya terkejut. Ternyata untuk bisa menikmatinya harus pesan dulu. Saya pun kecewa deh. Biar tidak menambah kekecewaan saya pun meminta izin untuk mengambil gambar.

Kue Mangkuak Sayak

Proses pembuatannya pun terbilang mudah dan tidak terlalu rumit. Saya melihat langsung proses di kedai ibu Syamsibar. Tempatnya sangat sederhana, berupa pondok kayu yang bersebelahan dengan kediamannya.

Semua bahan-bahan tersebut dicampur sesuai takarannya masing-masing dan dimasukan ke dalam cetakan tempurung kelapa. Tahap pertama pembuatan inti kue yang teksturnya keras. Selanjutnya, pembuatan lapisan seduanya yang menutupi kue pertama hingga tersisa tonjolan dipermukaannya.

Kue Mangkuak Sayak

Kue tersebut dimasukan ke dandang untuk dikukus. Dulu mengunakan api dari kayu bakar, seiring perkembangan zaman dan masalah kesehatan, maka kini menggunakan gas. Proses memasaknya dalam waktu tertentu, sekitar 15-30 menit tergantung jumlah kue yang akan dibuat.

Dengan sabar menunggu akhirnya Kue Mangkuak Sayak itu dapat dinikmati.

Kue Mangkuak Sayak dan Pemburu Jajanan Tradisional



Hampir 3 jam saya berada di kedainya ibu Syamsibar. Kami pun banyak bercerita, mulai dari sejarahnya merintis usaha ini hingga kejadian-kejadian unik selama jualan kue. Ternyata kuenya ini sudah menjadi buah tangan yang selalu dibawa oleh para penikmat kue tradisional Minagkabau.

"Ada pelanggan ibu dari Jakarta yang tiap pulang ke Padang pasti pesan banyak, sebelum dia balik ke Jakarta. Ada juga pernah di bawa ke Manado," ceritanya.

Kue Mangkuak Sayak ini murah meriah, dibandrol Rp1.000-Rp.1500 per kuenya. Jajanan ini memang tidak bisa bertahan lama, karena bukan kue kering. Paling kuat jika dibuat pagi sampai siang sudah basi. Hal ini menandakan kue tersebut tidak menggunakan pengawat, kecuali telah disimpan dalam pendingin.


"Mau coba Nak? Pilih saja mau yang mana. Ada yang putih dan yang coklat" tanyanya.

"Mau bu," jawabku dengan cepat.

Kue Mangkuak Sayak memiliki dua tekstur. Ada yang lembut berwarna putih, rasanya manis dan gurih. Ada yang keras berwarna putih dan coklat, rasanya manis. Jika keduanya dimakan bersamaan akan menciptakan perpaduan taste yang sedap dan aroma tempurung kelapa ikut juga memberi warna tersendiri. Menyantapnya pun lebih nikamat bila langsung dari sayak. 

Puji syukur saya ucapkan. Tidak sia-sia perjalanan kali ini dan akhirnya saya bisa menikmati Kue Mangkuak Sayak. Itupun diberikan secara gratis oleh ibunya.
———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

18 comments:

  1. Jadi kue sayak mangkuak ini aslinya dari daerah mana Bay, sepertinya nikmat hehe.. perpaduan gurih dan manis.. sayak ini kalo di merangin juga tempurung kelapa dan nama tarian daerah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg jelas khas di Minangkabau. Tiap daerah ada da. Nikmat apalagi pas baru siap masaknya enak anget anget.

      Mungkin daerah lain ada juga tapi namanya beda

      Delete
  2. oh gitu, kirain spesifik daerah mana kayak bika mariana gitu... iyah, endolita kayaknya hehe... saya baru liat n baru tau kue jenis ini :-D

    ReplyDelete
  3. Tapi yg pake tempuring ini cuma ada di Minangkabau bg. Coba aja cari kalo ada di tempat lain hehehe

    ReplyDelete
  4. baru liat sekali ini di blog Ubay hehehe....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huahahaha harus dicoba bg jangan diliat aja haha

      Delete
  5. Hello, Bang Ubay!
    Cakep. Menarik memang jika membahas aneka kuliner dan penganan khas Minangkabau. Ya, salah satunya 'Kue Mangkuak Sayak' yang lagi abang ceritakan di atas. Bikin ngiler dan ingat masa-masa kecilku saat masih tinggal di kampung halaman tercinta. Dulu, almarhum Papaku (iya, papaku pinter masak, lho) sering bikin kue ini karena kami, anak-anaknya sangat suka tapi sering kecewa jika beli diluar. Sering enggak kebagian jika kurang pagi jajannya, dan atau sering mendapatkan kue Mangkuak yang kurang pas rasanya. Nah, ngomongin lezatnya kue di atas, aku bisa ngabisin 4-5 sayak, loh Bang, dalam sekali bersila. Haha. Antara doyan akan rasa lezatnya atau rakus, sih? Ssttt!

    By the way Bang, sebenarnya kue mangkuk sayak ini masih banyak bisa ditemui di daerah-daerah kabupaten, kecamatan atau nagari-nagari di Sumatera Barat ini. Misalnya di nagariku kecamatan Batang Anai, kue ini mudah dijumpai di kedai-kedai penyedia sarapan pagi alias warung lontong pagi. Rasanyapun dijamin tidak kalah lezat dan tentunya rasa khas original. Yuk, yang kesulitan menemukan kue ini melipir sembari mampir ke daerah atau nagari aku saja, atau kita coba belajar bikin sendiri di rumah (pantengin channel YT-ku. Eh, enggak ding #canda doang). WOW, aku malah kepikiran buat ngegaet kalian ke daerahku, lho. Mulai abstract, satanya udahan dulu ngetik di mari ✌

    P.S buat Bang Ubay:
    *Pada paragraf pertama, kalimat kedua: "Entah da angin apa, …" (ada).
    **Idem: "…, beupa pondok kayu yang…" (berupa).

    #Fighting Bang Ubay ❤

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah mantap juga ni. Sayang di Padang sudah langka gk semudah di kabupaten.

      Yuk kita kolaborasi. Bagaimana punjuga kuliner minang memang kece n enak enak

      Delete
  6. nunggu ditraktir Ubay wkwkwkw :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh boleh hehehe
      Tapi harus pesan dulu

      Delete
    2. Siap deh hehehe.... sabar mananti :-D

      Delete
    3. Setidaknya sehari sebelum pembelian hehehe

      Delete
    4. Tapi harus liat dan coba di dapurnya biar kerasa sensasinya hehe

      Delete
  7. sepintas mirip serabi tapi lucu mas pake mangkuk
    harganya murah meriah lagi cuma seribuan
    kan jadi tambah pengen ke Padang nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heheheh ia sekilas mirip serabi tapi beda rasa n teksturnya hehee

      Ia harganya terjangkau. Kuy ke padang mas hehe

      Delete
  8. bentuknya unik apalagi dimasak dan dihidang diatas tempurung kelapa. saya baru kali ini melihatnya di artikel ini, ingin suatu saat nanti berkesempatan mencicipi kue khas ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ia itu khas dan keunikannya. Meski sekarang dah byk pake tempat yg stenlistil. Utk yang pake tempurung, gampang gampang susah nyarinya

      Ia harus segera ke padang dan coba

      Delete