Tuesday, March 1, 2016

Sala Lauak Gorengan Khas Pesisir Nan Enak Asal Pariaman

Penjual Sala Lauak di Pantai Gandoria, Kota Pariaman.
Kereta api telah tiba di stasiun. Seluruh penumpang turun dari kereta kelas ekonomi yang sangat nyaman ini. Sebabnya telah dilengkapi pedingin ruangan dan tidak begitu berdesak-desakan. Saat itu, saya sedang berkesempatan untuk menjelajah Kota Pariaman. Dari kota Padang saya berangkat menggunakan Kereta Api Sibinuang melalui Stasiun Simpang Haru.

Akhirnya menginjakan kaki kembali di kota yang dikenal dengan budaya Tabuik dan objek wisata pesisirnya yang begitu kesohor, salah satunya Pantai Gandoriah dan Pulau Ango Duo. Namun, kuliner khasnya juga patut dicoba jika berkesempatan ke sini, salah satunya Sala Lauak.

Sala Lauak Jajanan Khas Pariaman


Sala Lauak

Sala lauak merupakan kuliner tradisional Minangkabau yang berjenis gorengan. Biasanya menjadi cemilan maupun pelengkap makanan yang memiliki bentuk seperti bola dan berwarna kuning kecoklatan atau coklat keemasan. Ukurannya dapat sebesar bola pimpong atau ukuran bola kelereng besar maupun berukuran kecil tergantung daerahnya.

Sala lauak terdiri dari kata sala dan lauak. Kata sala dapat diartikan sebagai goreng artinya istilah ini untuk berbagai jenis bahan makanan yang diolah dengan cara digoreng. Sedangkan, lauak berarti ikan.

Meskipun secara harfiahnya bermakna ikan goreng. Namun, sala lauak bukan ikan goreng tetapi makanan yang dicampurkan ke dalam adonan dan untuk memakannya harus di goreng terlebih dahulu. Rasa ikan asin dalam adonan yang telah diberi bumbu inilah yang membuat jajanan ini bernama sala lauak.

Masyarakat biasa mengenalnya dengan nama sala lauak meski namanya disebut juga dengan sala bulek (gorengan bulat). Sala lauak sendiri ikan yang dilumuri tepung sedangkan sala bulek ikannya sebagai bahan campurannya.


Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan keberadaan kudapan tradisional khas Minangkabau ini. Namun, pastinya sudah dari zaman dulu kala yang tak lekang oleh waktu. Enak, unik, dan bikin ketagihan.

Sala lauak umumnya berasal dari daerah kawasan pesisir di Kota Pariaman dan sebagian wilayah pesisir Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat. Dalam per­jalanan­nya, sala lauak juga sudah menjadi ikon tersendiri bagi Kota Tabuik ini. Sala lauak tidak hanya di kenal di Kota Pariaman saja, tetapi sudah di kenal hingga seluruh Indonesia. Bahkan hingga ke mancanegara seperti Malaysia.


Sala lauak asal Kota Pariaman berukuran cukup besar dibandingkan yang ada di Kota Padang. Begitu juga dengan rasa ikan asinnya. Sala lauak asal Kota Padang rasa ikannya tidak begitu mendominasi. Hal ini menujukan tiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing.

Sala lauak merupakan makanan tradisional berbahan dasar non gluten, mudah dalam pembuatan dan tidak begitu mahal untuk proses produksinya. Sala lauak berbahan dasar tepung beras dan ikan, kemudian ditambah dengan bahan pelengkapnya yaitu rempah-rempah yang terdiri dari cabe, kunyit dan daunnya, bawang merah, bawang putih dan garam.

Sala lauak menggunakan bahan-bahan yang masih alami dan bisa dibilang tanpa bahan pengawet sehingga wajar bila masa konsumsinya biasanya hanya sehari saja dan aman untuk dikonsumsi serta bergizi lagi.

Proses Pembuatan Sala Lauak


Kabarnya proses pembuatannya terbilang sederhana. Menurut pengalaman Atik teman saya yang sering membuat cemilan ini, langkah pertama dimulai dengan sangrai tepung beras terlebih dahulu hingga berubah teksturnya. Setelah itu rebus air di kompor hingga mendidih dan masukan rempah-rempah seperti daun kunyit dan daun bawang yang telah diiris halus, cabe merah giling, garam, kunyit, jahe, serta ikan asin. 

Selanjutnya campurkan rebusan air tersebut dengan tepung yang telah disangrai hingga tercampur rata. Cetak adonan dengan pencetak demi mempermudah produksi pembuatan atau biasanya menggunakan tangan untuk menggumpalkannya hingga membentuk bola-bola. Setelah bahan tercetak semua, goreng sala tersebut di minyak yang telah dipanaskan.


Saat menggoreng sala lauak harus menggunakan minyak yang benar-benar panas agar tidak banyak minyak hasil gorengan yang diserap oleh adonan dan tentunya agar cepat matang. Goreng hingga berwarna kuning kecoklatan, lalu tiriskan dan jadilah cemilan sala lauak. Memang lebih mantap dinikmati usai ditiriskan setelah menggorengnya.

Sekilas mudah. Namun, praktiknya sulit juga untuk memperoleh adonan sala yang rasanya pas, tidak terlalu asin dan tidak terlalu pedas. Tiap penjual punya rahasia tersendiri dalam meracik komposisi adonannya hingga menciptakan sala yang benar-benar bisa dikatakan lamak bana.

Sala lauk ini merupakan pengangan gorengan yang tidak bisa bertahan lama, biasanya hanya sehari. Tidak perlu khawatir, bila ingin mencicipinya di rumah dapat membelinya berupa adonan atau sala lauak setengah matang. Umumnya bisa bertahan hingga dua hari bila disimpan di lemari pendingin. Bila lebih dari itu sudah tidak layak untuk dikonsumsi akan berbau tengik dan berjamur bila tidak disimpan di lemari pendingin.

Berburu Sala Lauak di Pariaman


Biasanya bila membeli sala lauak di kawasan Pantai Gandoriah Pariaman atau kawasan Ulakan Kabupaten Padang Pariaman yang dijual di tepi jalan. Warna kuning keemasan yang terlihat membuat pembeli penasaran untuk singgah membelinya. Ternyata penjual menyajikannya telah separuh masak. Ketika datang pembeli maka ada dua pilihan yang dapat ditentukannya, langsung digoreng di tempat atau dibungkus saja dan digoreng dirumah.

Selain sala lauak, ada juga jenis sala lain yang dapat juga dicoba seperti sala yang terbuat dari cumi-cumi, udang, ikan baledang, kepiting hingga ada juga rakik ikan. Bisa disebut juga jajanan tradisional ini sebagai gorengan khas pesisir pantai.


Untuk bisa menikmatinya, biasanya dijual dalam keadaan panas oleh pedagang seperti layaknya penganan gorengan biasa. Ketika mencicip sala lauak ini, pertama akan merasakaan tekstur renyah di bagian luarnya, kemudian bagian dalamnya yang lebih lembut akan terasa asin dan gurih, dengan cita rasa ikan asih yang menyeruak dalam mulut.

Ditambah dengan aroma rempah berasal dari bumbu yang ditambahkan didalamnya terutama dari potongan daun kunyit ini yang menjadi ciri khasnya. Sangat menggiurkan sekali sehingga membuat lidah ini ingin terus mencicipinya. Tidak lupa juga rasa sedikit pedas dari cabe membuat menambah sensasi tersendiri ketika mencoba kuliner yang sangat pas dijadikan sebagai kudapan sehari-hari karena cocok untuk segala usia.


Bila mencoba jajanan suatu daerah, memang pas bila menikmatinya di lokasi asalnya. Begitu juga dengan sala lauak ini, meski di Kota Padang banyak juga yang menjualnya. Namun, memiliki taste dan suasana yang berbeda. Karena rasa tidak pernah bohong. Hahaha

Sepertinya sala lauak ini telah menjadi ikon tersendiri. Tidak lengkap rasanya ke Kota Pariaman, bila tidak mencicipi jajanan yang murah meriah ini.
————————————————————————————————————————————————————
 ©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

6 comments:

  1. Saya termasuk suka pada sala lauak ini. Suka pada rasa daun kunyit nya yang dominan. Terus ada rasa rasa ikan asin juga. Enak untuk makan nasi apalagi kalau nasinya panas campur sambel dan daun singkong. Sedap

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ia ibu rasa kunitnya menjadi khasnya, selain ikan asisnya. Mamang jajanan ini enak disantap saat panas2. Makasih bu sudah singgah.

      Delete
  2. wah. ada yang unik lagi ternyata. aku belum pernah nyobain sala lauak. kayanya enakkk. mauuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe ia uda, ayo coba deh gorengan sala lauak ini. :)

      Delete
  3. saha lauak bulet2 kaya tahu bulat di goreng dadakan gurih2 nyoy #malahnyanyi #dutatahubulat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sala mas gk saha. Hehehe
      Cak elah malah nyanyi pula hehe

      Delete