Bika Talogo Koto Baru dulu ya. Oke, sebelum pulang, nanti singgah dulu ya untuk cicip bika? Celoteh saya ketika akan pulang ke Padang. Berpergian tanpa membawa oleh-oleh untuk keluarga di rumah rasanya kurang lengkap. Memang sepanjang jalan Padang-Bukittinggi terdapat banyak kuliner autentik Minangkabau yang dapat diburu.
Kue bika ini misalnya. Makanan yang merupakan kuliner saisuak asal Minangkabau ini berbentuk kue basah. Proses pembuatan kue bika ini masih secara tradisional dan menariknya pembeli dapat melihat secara live.
Resep bika yang enak itu tidak semua kedai sama. Bahan dasar bika berasal dari campuran tepung beras, santan, kelapa parut, dan gula serta bahan pelengkap lainnya. Awalnya adonannya yang telah dibuat dibentuk bulat gepeng dengan sendok khusus.
Kemudian daun pembungkus kue bika dari daun pisang ini diletakan di dalam tembikar. Adonan kue bika diletakan di atas daun pisang sebagai alasnya.
Saat memasukan adonan bika ke tembikar ada suara yang unik yang dihasilkan.
"Cplok...Cplok..Cplokk.." begitu kiranya.
Selanjutnya proses pemanggangan, adonan bika yang sudah dimasukan ke dalam tembikar akan dibakar di atas bara api yang juga dimasukan ke dalam tembikar khus pembakaran. Adonan bika yang telah dipanggang tersebut akan segera mengering dan berubah warna.
Aroma khas kue bika akan semerbak tercium di sekitarnya. Itu berasal dari perpaduan adonan bika, daun pisang yang mengering dan bara kayu. Proses secara tradisional ini yang dapat menciptakan bika citarasa yang lezat.
Mulanya bika ini ada satu jenis saja yaitu berwarna putih yang berasal dari gula pasir. Namun, dalam perkembangannya ada inovasi dengan lahirnya rasa pisang yang berwarna kecoklatan berasal dari gula aren. Ada juga rasa Durian keju dan rasa Nangka. Saya suka rasa pisang.
Citarasa bika ini sangat gurih dan manis. Sekilas rasa bika ini mirip dengan Wingko Babat di pulau Jawa atau Kue Rangi yang berasal dari Jakarta. Namun, berbeda dengan Bika Ambon. Tekstur, warna, rasanya dan proses pembuatannya sangat berbeda.
Lebih nikmat dicicip saat baru keluar dari tungku. Ketika masih ngepul-ngepulnya. Bika ini biasa menjadi cemilan bagi masyarakat setempat. Hangat bika ditemani dengan secangkir teh atau kopi sangat paten sekali. Ditambah suasana alam sekitar kedai yang membuat bika ini sangat sejuk. Maklum berada di kaki Gungung Marapi.
Banyak masyarakat yang menjual bika ini. Saya berkesempatan mengunjungi Bika Talago Koto Baru. Kedainya ini cukup terkenal dan legendaris karena telah eksis seja tahun 1990. Tempatnya strategis berlokasi di Jalan Lintas Padang-Bukittinggi km 10, Nagari Koto Baru, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar.
Sebagai informasi, nama bika ini ternyata memiliki makna kependekan dari kata Biskuit Koto Baru Asli, saya pun baru mengetahuinya. Nama lainnya kue bika ini disebut Bika Padang atau Kue Bika Bukittinggi.
Ada juga yang menyebut Kue Neraka karena dibakar dengan api dari atas dan dari bawah. Ngeri pula namanya ya. Hahaha...
Kue Bika ini selalu diburu para pencinta kuliner khas Ranah Minang. Jika ramai harus anteri karena cepat ludes dibeli. Sekali produksi memakan waktu sekitar 15 menit. Selama itu pengunjung bisa mengabadikan proses pembuatannya. Zaman now ini akan rugi jika tidak diabadikan dan dibagikan ke berbagai platform media sosial.
Kue Bika bisa menjadi oleh-oleh saat pulang berkunjung ke Bukittinggi atau ke Padang. Sekarang ini di Bika Talago Koto Baru sudah tersedia packing yang cantik. Mudah dijumpai dan harganya terjangkau Rp.3000,- per bika. Jangan sampai terlewatkan ya!
Hayo siapa yang rindu makanan kue bika?
Lebih nikmat dicicip saat baru keluar dari tungku. Ketika masih ngepul-ngepulnya. Bika ini biasa menjadi cemilan bagi masyarakat setempat. Hangat bika ditemani dengan secangkir teh atau kopi sangat paten sekali. Ditambah suasana alam sekitar kedai yang membuat bika ini sangat sejuk. Maklum berada di kaki Gungung Marapi.
Banyak masyarakat yang menjual bika ini. Saya berkesempatan mengunjungi Bika Talago Koto Baru. Kedainya ini cukup terkenal dan legendaris karena telah eksis seja tahun 1990. Tempatnya strategis berlokasi di Jalan Lintas Padang-Bukittinggi km 10, Nagari Koto Baru, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar.
Sebagai informasi, nama bika ini ternyata memiliki makna kependekan dari kata Biskuit Koto Baru Asli, saya pun baru mengetahuinya. Nama lainnya kue bika ini disebut Bika Padang atau Kue Bika Bukittinggi.
Ada juga yang menyebut Kue Neraka karena dibakar dengan api dari atas dan dari bawah. Ngeri pula namanya ya. Hahaha...
Kue Bika ini selalu diburu para pencinta kuliner khas Ranah Minang. Jika ramai harus anteri karena cepat ludes dibeli. Sekali produksi memakan waktu sekitar 15 menit. Selama itu pengunjung bisa mengabadikan proses pembuatannya. Zaman now ini akan rugi jika tidak diabadikan dan dibagikan ke berbagai platform media sosial.
Kue Bika bisa menjadi oleh-oleh saat pulang berkunjung ke Bukittinggi atau ke Padang. Sekarang ini di Bika Talago Koto Baru sudah tersedia packing yang cantik. Mudah dijumpai dan harganya terjangkau Rp.3000,- per bika. Jangan sampai terlewatkan ya!
Hayo siapa yang rindu makanan kue bika?
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto.
Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan
sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima
kasih.
Eh ini kok keren banget bisa lihat pembuatannya langsung ya.
ReplyDeleteMasih dengan cara sederhana
Betul seru kalo liat kuliner yang bisa kita liat langsung proses pemuatannya. Bisa jadi bahn konten juga hhehe
Deletesering banget deh mampir dan beli bika tiap lagi ke kampung dan rumah saudara-saudara (ada yang di Batipuh, ada yang di lubuk mato kuciang, ada yg di bukit, dll)
ReplyDeleteSalah stau yang terbaik ya emang Bika talago koto Baru ini ya bang
Tempatnya juga bagus di situu
Ia aul dari daerah sih jadi enak banyak jumoa kuliner tradisional. Kita yang di padang ini gampang gampang susah nyarinya hehee
DeleteTempatnya dah seumuran abg wkwkwk
Sudah masuk list liputan tahun 2019 ini bang. Tapi hingga saat ini belum terlaksana
ReplyDeleteHarus diliput nih ken. Kan deket dan jalur lalu lintas kendaran pula. Rugi kalo gk coba
DeleteSerem ya kalau disebut kue neraka :))
ReplyDeleteMeskipun cemilan, kayaknya makan beberapa buah udah berasa kenyang ya, pengin deh cobain satu
ia ini termasuk cemilan berat. Bikin kenyang hehe
DeleteKue nya dijamin enak..
ReplyDeleteBetul manis gurih dan enak dunk ditambah suasananya sangat mendukung sekali untuk menikmatinya saat hangat-hangat
DeleteLangsung kangen padang kalo ada yang bahas padang kak. Meskioun bukan berdarah padang , kesanapun baru sekali rasanya udah langsung jatuh cinta bnget deh. Apalagi kalo soal makanan. Semuanyaa enak enakkkkkk
ReplyDeleteSiap uni.Ranah Minang memang selalu dirindukan bukan? hehehe
DeleteWah mirip serabi di tatar Sunda nih
ReplyDeleteJadi pingin bikin tulisannya
Untuk perbandingan nanti saya pinjam fotonya ya
Sedikit berbeda uni antara bika dengan surabi. tapi ada pula kuliner yang serupa dengan surabi disini namannya kue pinunkuik hehhee
DeleteWah saya suka banget kue2 tradisional kayak gini. Apalagi kalo bisa liat langsung cara buatnya. Menarik dan wajib dilestarikan
ReplyDeleteKue bika ini masih lestari dan selalu diburu oleh para wisatawan yang menyempatkan singgah ke daerah ini. Kuenya menarik dan enak
Deletesepintas mirip serabi ya? tapi kering padat gitu. kalo pembuatannya masih memakai tembikar gitu kayaknya lebih nendang rasanya. sayangnya jauh ya gak bisa incip2 kalo pengen
ReplyDeleteSetidaknya jika ke kota ini haris deh cicip bika ini. Sepintas mirip serabi uni
DeleteKupikir semacam bika Ambon. Ternyata penampakannya seperti serabi tapi rasa mirip rangi ya.
ReplyDeleteNamanya sama sama bika tapi memang beda hehe
DeleteKiranya begitu penampakannya mirip serabi tapi rasanya gk tau rangi kyk gimana
Apakah bika ini belum dijual di daerah lain? Sepertinya pernah lihat makanan serupa tapi namanya bukan bika
ReplyDeleteSejauh ini belom ada tapi menyerupai ada. Namun, mungkin ada yang serupa tapi beda nuansa dan rasa heheh
DeleteBika Talago pas udah dikemas dengan kemasan kotaknya itu langsung terlihat lebih menarik yaa, lebih menjual. Meskipun sebagian orang pun ada yang lebih senang menikmati langsung dari tempat mengolahnya, tanpa dikemas cantik seperti itu.
ReplyDeleteIa uni. Ini bentuk inovasi. Dulu dibungkus dengan plastik. Setidaknya mengurangi ketergantungan plastik pada makanan
DeleteMakan bika terus minumnya kopi kawa
ReplyDeleteBEUH
Gk cocok awin. Asiknya dengan teh atau kopi lebih beuuuh
DeleteKalau di Jawa namanya Surabi yaa...
ReplyDeleteEnaakknya...masih menggunakan bara memasaknya.
Aku yakin, gak semua anak muda mau belajar dan meneruskan usaha seperti ini. Karena makanan zaman sekarang cenderung praktis.
Yang paling juara rasa apa niih...Bika Talago Koto Baru?
Sepertinya sedikit berbeda dengan surabi. Di sini juga ada kuliner yang serupa denga surabi namanya pinukuik.
DeleteBetul kabarnya yang terkenal bika ini
Aku pernah makan kue Bika ini di Medan, ada kawasan yang memang mayoritas suku minang gitu. Tapi yang kutahu di Medan gak punya varian rasa gitu. Memang ini enak banget sih dengan harganya yang terjangkau juga. Kayaknya next time, ku harus mencoba deh yang langsung dari kota asal nya sambil nikmati suasana sejuknya.
ReplyDeleteBetul sekali kue bika talogo ini sangat lezat apalagi dinikmati saat hangat. Harus mencoba jika berkunjung ke ranah minang
DeleteMirip serabi kuah di jawa ya kue bika talago ini....pasti enak banget ya dimakan pas masih panas..terbayang aromanya yang wangi...
ReplyDeleteSebenernya aromanya ini bikin ngiler ketika baru keluar dari tungkunya. Bikin ngiler banget.
DeleteTapi sekilas bukan mirim surabi di sini ada yang mirip dengan surabi yaitu pinukuik
Ya ampun. Bukanya bikin ngiler. Itu kalau di Semarang kyk wingko babat ya teksturnya??
ReplyDelete