Tuesday, July 7, 2015

Refrashing ke Pantai Carocok Painan dan Bermain Air di Pulau Cingkuak

Sore itu, mentari dipertengahan bulan Februari begitu teriknya, menyengat dan menghitamkan kulit. Keluar dari mobil paparan matahari begitu ramah sekali menyapa. Membuat mata silau dan kuit begitu panas dan pedih sekali.

Satu persatu kami keluar dari mobil berjalan menuju destinasi selanjutnya. Saat itu aku bersama dengan Melyagustin, Muharfa Rahman, abang Eka Mardika dan Maharyadi Hermawan mengunjungai Pantai Carocok Painan.

Sampainya di pintu masuk, kita membayar uang retribusi sebesar Rp.5000,- per pengunjung. Tak jauh dari sini sudah terlihat hamparan laut dan dua pulau yang ada di depan mata, Pulau Batu Kereta dan Pulau Cingkuak.

Pantai Carocok Painan merupakan salah satu objek wisata dan tempat rekreasi keluarga yang menjadi andalan dan terkenal di Kabupaten Pesisir Selatan. Pantai Carocok Painan ini berada di sebelah barat pusat kota Painan yang terletak di Kelurahan Painan, kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat.

Pantai Carocok Painan merupakan kawasan yang dikelilingi perbukitan, tidak banyak memiliki tepian pantai namun berupa pantai berkarang dengan air yang jernih dan ombak yang tidak besar sehingga bisa untuk sekedar berenang bagi anak-anak dan orang dewasa ataupun bila ingin snokeling.

Menuju Pantai Carocok Painan tidaklah terlalu sulit. Bila dari pusat Kota Padang dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi selama 2 jam atau kurang lebih 77 Km sedangkan bila dari ibu kota Kabupaten Pesisir Selatan, Painan sekitar 700 m.

Pantai Carocok Painan merupakan dermaga tua yang digunakan pada zaman kolonial Belanda sebagai pusat perniagaan dari bongkar muat kapal sebelum akhirnya pindah ke Muaro di Padang, Pariaman dan Tiku di Kabupaten Agam.

Tak ada yang lebih menarik di Pantai Carocok Painan kecuali jembatan-jembatan yang merupakan dermaga kapal yang mengantar penumpang dari Pantai Carocok Pianan ke Pulau Cingkuak. Tak hanya itu bisa dipastikan kala senja di Pantai Carocok Painan merupakan panorama lembayung yang paling cantik di Kabupaten Pesisir Selatan.


Objek wisata ini telah dilengkapi sejumlah fasilitas pendukung, seperti musala, tolilet umum, tempat makan dan minum, lahan parkir yang representatif, gazebo-gazebo untuk bersantai hingga toko sovenir dan pakaian khas pesisir pantai.

Kami memilih, pergi ke pulau atau memilih keliling di pantai ini. Pulau Cingkuak jadi plilihan. Bergegas langkah menuju ujung dermaga yang telah banyak kapal yang menunggu untuk mengantarkan penumpang. Semacam bila naik angkot. Berbaris silih berganti.

“Ayo ke pulau, hanya Rp. 10000,- per penumpang,” ajak salah satu pengemudi kapal pada pengunjung.

Satu persatu penumpang masuk kedalam kapal kayu yang kapasitasnya dapat memuat maksimal 20 orang. Saat perjalanan, Teluk Painan terlihat begitu menawan, meanjakan mata dengan pemandangan kapal-kapal nelayan yang berlalu-lalang.

Motor mesin berputar, perahu mulai berjalan membelah lautan. Mengelilingi pulau batu kereta. Entah kenapa pulau yang dapat dilalui dengan jembatan ini disebut dengan nama itu.

Pulau Batu Kereta

Sebenarnya Pulau Batu Kereta ini dapat ditempuh dengan jalan kaki dengan jarak tempuh kita-kira 100 meter dari Pantai Carocok Painan. Menuju ke pulau tersebut dihubungkan dengan jembatan yang menjadi daya tarik dan ciri khas bila ke Pantai Carocok Painan. 

Apabila air laut sedang surut akan terlihat bila pulau tersebut menyatu dengan daratan Painan. Dahulu Pulau Batu Kareta dapat dicapai hanya pada saat air pasang surut, akan tetapi sejak dibangunnya jembatan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Pulau Batu Kareta ini dapat dicapai kapan saja.

Kabarnya, menurut cerita turun temurun, pulau tersebut dinamakan Pulau Batu Kereta karena konon di puncaknya terdapat sebuah batu yang mirip sepeda. Kereta dalam bahasa Minangkabau merupakan sepedah. Biasanya Pulau Batu Kereta ini dimanfaatkan oleh pengunjung untuk bersantai sembari menikmati keindahan bebeatuan dan karang laut. Usai mengelilingi Pulau Batu Kereta, perahu langsung berkeliling menuju Pulau Cingkuak.


Pulau Cingkuak

Pulau Cingkuak adalah pulau yang terletak berhadapan dengan batu kureta. Pulau ini termasuk dalam kawasan Objek Wisata Pantai Carocok dan hanya berjarak 400 m dari pantai Carocok memiliki pasir putih, landai dengan air yang cukup jernih. Pulau Cingkuak memiliki luas 4,5 Ha dan merupakan saksi bisu terhadap peninggalan sejarah kolonial di Pesisir Selatan, yang pada masa itu merupakan pusat perekonomian dan pelabuhan Pantai Barat Sumatera.

Pada Objek Wisata Pulau Cingkuak dapat dilihat Benteng Portugis. Kabarnya, di pulau inilah bangsa Portugis pertama kali menjajakkan kakinya untuk masuk ke Suma­tra Barat. Sisa retuntuhan benteng tersebut masih dapat dilihat oleh pengujung dan sudah diberi tanda oleh pemerintah setempat. Saat ini peninggalan sejarah ini sudah masuk dalam pengawasan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Batusangkar.

Selain terdapat benteng di palau ini juga ada sebuah kuburan asing. Konon kabarnya kuburan tersebut adalah wanita Portugis. Di sana masih ada prastinya bertuliskan Madam Van Kampen. Tepat di depan sisi timur Pulau Cingkuak juga ditemukan hanggar bekas pelabuhan yang juga dibuat orang Portugis. Umurnya juga diper­kirakan sama dengan umur benteng.

Ada tempat yang cukup hits di pulau ini yaitu keberadaan mercusuar yang berada di area benteng dan lokasinya paling tinggi di pulau ini. Mercusuar ini seperti tiang besi untuk menyimpan tandon air namun menurut masyarakat sekitar digunakan untuk memantau kapal-kapal.

Entah, siapa yang memulai, tidak lengkap rasanya bila datang ke pulau ini tidak menaiki mercusuar ini dan sambil selfie dengan menggunakan lensa picseye di puncak menara ini. Hal ini dimulai semenjak pengunjung menggunggah fotonya ke media sosial terutama Instragam yang membuat penasaran orang dimana lokasinya. Hal serupa ini juga terjadi di mercusuar pulau Kasiak, Kota Pariaman.

Saat saya mencoba untuk menaiki merucusar ini tidak sempat hingga puncak sebab ada penunjung yang lebih dahulu sampai disana dan matahari yang akan sampai diperaduannya, begitu garangnya menyengat sehingga saya bersama Mahar memutuskan sampai tingkat ke 2 saja dari 3 tingkat yang ada. Sebenarnya tidak boleh banyak-banyak yang naik merucusuar ini harus silih berganti minimal 3-4 orang.

Dari mercusuar ini dapat melihat panorama alam Painan yang menakjubkan hamparan teluk, Bukit Langkisau, wahana air, aktivitas nelayan hingga deretan pulau yang membentang di depan Kabupaten Pesisir Selatan ini. Menariknya di pulau ini juga terdapat wahana air yang menantang adrenali seperti banana boat, donghnut boat, jetsky dan lainnya tiap wahana dikenakan biaya Rp. 20 ribu per orangnya.

Pulau Cingkuak ramai dikunjungi wisatawan disamping para pelajar atau mahasiswa yang melakukan kegiatan alam seperti kemping, hiking dan juga seringkali dijadikan objek penelitian setiap tahunnya oleh Balai Arkeologi yang berkedudukan di Medan.

Mengunjungi Pulau Cingkuak ini, pengunjung akan dimanjakan wahana air yang menantang adrenalin, kayanya nilai sejarah dari situs penginggalan bangsa Portugis hingga panorama alam yang menyegarkan mata dan menentramkan batin.

Petang telah tiba, kami bersiap-siap untuk kembali ke daratan Painan. Perahu melaju, terik mentari sore saat itu begitu panas sekali sehingga membuat rasa dahaga yang tidak tertahankan. Namun tidak lupa untuk meminum segelas air tebu peras dingin berhasil menyegarkan badan ini.

Pantai Carocok Paianan merupakan objek wisata terpadu yang terdiri dari Pulau Batu Kereta, Pulau Cingkuak dan Bukit Langkisau. Rugi rasanya bila ke Painan tidak singgah ke objek wisata favorit keluarga ini untuk menikmati setiap sudut keindahan pesisir pantai dan menunggu panorama matahari terbenam sembari mencicipi kuliner khas pesisir pantai yang menggugah selera.
———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment