Friday, December 1, 2023

Padang Panjang Kota Dingin Penuh Kenangan Sebagai Gerbang Minangkabau

Padang Panjang

Kota dingin, begitulah jika menyebut satu nama daerah ini. Kota Padang Panjang namanya. Wilayahnya memang tidak begitu luas, akan tetapi memiliki segudang potensi daya tarik wisata yang patut untuk dijelajahi. 

Kota Padang Panjang sebagai pintu masuk untuk menjelajah area pedalaman Minangkabau yang sudah dikenal sejak zaman kolonial, terutama ketika menggeliatnya tambang batubara Ombilin Sawahlunto. Era akhir abad ke-19 itu seolah menjadi masa emasnya bagi perkembangan pembangunan di Sumatra Westkust yang memiliki dampak pada wajah Kota Padang Panjang. 

Mulanya kota ini hanya bagian dari dari wilayah Tuan Gadang Batipuh di Luhak Tanah Datar. Kemudian berkembang ketika pergolakan perang Paderi yang mendesak untuk pembukaan lahan baru dan peluasan akses jalan. Puncaknya ketika menggeliatnya aktivitas tambang batubara Ombilin.

Padang Panjang

Dalam pembentukan suatu daerah di Minangkabau tidak lepas dari aktivitas perniagaan yang tumbuh melalui pasar rakyat. Tidak jauh dari pasar pasti akan dekat dengan sarana transportasi, baik itu terminal atau stasiun.  Tidak heran juga ada beragam etnis yang tinggal menetap di kota ini seperti etnis Jawa, Batak, Nias, Cina, Arab, Keling (India), dan orang Eropa. Ini di luar masyarakat Minangkabau.

Awal abad ke-20, ketika transportasi kereta api dibangun untuk mendistribusikan batubara dari Sawahlunto ke Emmahaven (Pelabuhan Teluk Bayur sekarang), maka akan singgah ke Stasiun Padang Panjang. Pamor kota ini kian harum hingga akhirnya menjadi sebuah kota praja yang lengkap dengan segala pernak perniknya di pedalaman Minangkabau.

Padang Panjang
Padang Panjang

Kota Padang Panjang yang lahir pada 1 Desember 1790 ini memiliki topografi berada kawasan perbukitan dengan hawa sejuk dan sering terjadi hujan. Terkadang jika cuaca cerah di daerah bagian utara kota agak sedikit ke barat dapat menyaksikan pesona tiga gunung cantik yang berjejer yaitu Gunung Singglang, Gunung Marapi, dan Gunung Tandikek. Bangunan kolonial mudah dijumpai di pusat kota, sementara sekelilingnya didominasi oleh area pertanian dan holtikultura yang memanjakan mata.

Kota Padang Panjang dikenal sebagai kota pendidikan yang menjadi pusat pendidikan agama Islam dan sastra di Minangkabau. Ada banyaknya tokoh yang lahir dan dibesarkan di kota ini, seperti Rahmah El Yunusiyah, A.A. Navis, Bustanil Arifin, dan tokoh keren lainnya. 

Ada yang tahu julukan Kota Padang Panjang? Hayo apa? Hayo apa? Nah, Kota Padang Panjang itu memiliki julukan Mesir van Andalas dan Kota Serambi Mekah.

Meskipun berada di jalur lintas Sumatera, banyak hal menarik yang bisa dinikmati di Kota Padang Panjang dalam satu perjalanan. Sehari berkeliling bisa ditempuh semuanya. Pokoknya, tidak perlu binggung ada sederet destinasi wisata Padang Panajang yang dapat dikunjungi.

Eksotisme Jembatan Tinggi Lembah Anai 

Padang Panjang

Setiap perjalanan menuju Kota Bukitinggi via Kota Padang Panjang akan melintasi perbukitan dan Air Terjun Lembah Anai yang kesohor sejak zaman kolonial. Termasuk juga akan melewati jembatan-jembatan yang eksotik, salah satunya jembatan yang ikonik itu adalah Jembatan Tinggi Lembah Anai yang posisinya persisi di gerbang perbatasan kota.

Jika dilihat dari foto lawas koleksi museum-museum Belanda, Jembatan tinggi ini banyak mencuri perhatian para fotografer Belanda di awal abad ke-20. Jembatan tinggi berbahan baja ini dibuat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai rangkaian jalur transportasi pengangkutan batubara dari tambang Ombilin yang dibangun sekitar 1889-1891 melintang dibawah jalan raya dengan panjang 85 m, dan tinggi 14,75 m.

Kini perlintasan dan jembatan tinggi kereta api ini menjadi bagian penting kawasan Warisan Dunia Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada 6 Juni 2019 lalu. Kawasan ini masuk Area B yang merupakan bagian fasilitas dan struktur teknis perkeretaapian proyek tiga serangkai yang dibuat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda di Minangkabau.

Belajar di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau

Padang Panjang

Lepas dari perbatasan kota menuju Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) yang letaknya dekat jalan Lintas Padang-Bukittinggi, Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang.

Sebenarnya tempat ini bernama Museum Bustanul Arifin PDIKM tapi banyak masyarakat yang menyebutnya PDIKM saja. Museum ini diprakarsai oleh Bustanil Arifin, Mantan Menteri Koperasi Republik Indonesia pada masa Orde Baru yang dibangun sejak 8 Agustus 1988 dan selesai 9 Desember 1990.

Bangunan utamanya menggunakan arsitektur khas Minangkabau, rumah gadang dengan atap gonjong yang membuat terpukau dan instagenik. Sekelilingnya dilengkapi dengan taman-taman yang sangat asri dan luas. 

Museum ini merupakan salah satu museum di Sumatra Barat yang menampilkan banyak informasi visual seputar Minangkabau. Koleksi PDKIM ini berupa literatur dan dokumentasi audio dan visual.  Museum ini berkembang menjadi destinasi wisata edukasi yang wajib dikunjungi bila berlibur ke Ranah Minang.  

Nikmatnya Sate Mak Syukur Kuliner Legend Kota Padang Panjang

Padang Panjang

Dari PDKIM bisa coba kulineran dulu dengan mencicipi Sate Mak Syukur (SMS) H. Sutan Rajo Endah. Sate ini sudah eksis sebelum kemerdekaan loh sekitar tahun 1941. Mulanya berlokasi di Pasar Padang Panjang dan sekarang ada juga di Jalan Sultan Syahril No.250, Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang.

Fun fact-nya bagi generasi baby boomers dan generasi X pasti akan memilih tempat makannya di Pasar Padang Panjang ini. Meski lebih sempit space-nya tapi vibesnya dengan bangunan jadul akan terasa beda gitu dan jauh lebih enak rasanya ketimbang yang ada di Silaiang Bawah. Tempatnya ini pun sebagai obat kangen para pelanggan setianya dulu terlebih urang rantau.

Sate Mak Syukur ini menggunakan daging sapi dengan kuah berwarna kekuningan. Makan satenya pun tidak lengkap jika tidak ditemani oleh kerupuk kulit yang ukurannya jumbo. Ini khasnya juga. Selain satenya yang melegenda ada juga menu Amping Dadih yang tak kalah lezat dan Kopi Talua ini super enak banget se-Ranah Minang.  Menu ini cuma ada yang di pasar ya.

Stasiun Padang Panjang Jejak Perkeretaapian Penting di Pusat Minangkabau

Padang Panjang

Setelah makan Sate Mak Syukur bisa singgah sejenak melihat kejayaan Stasiun Kereta Api Padang Panjang. Bangunan cagar budaya ini dibangun pada masa kolonial Hindia Belanda sejak 1889-1891. Aktivitas tambang batubara Ombilin membuat Kota Padang Panjang ini sebagai pusat transit antara Kota Padang, Payakumbuh, Bukittinggi dan Sawahlunto. 

Dalam perkembangannya, secara tidak langsung menjadikan daerah ini sebagai kota pusat perdagangan. Tempo itu, Stasiun Padang Panjang mencapai puncak kejayaannya sebagai stasiun terbesar di Minangkabau bahkan di pulau Sumatera dengan aktivitasnya yang sangat padat dan ramai.

Sayangnya sejak aktivitas tambang batubara mulai menurun sejak tahun 2000-an, maka berdampak pada roda pergerakan stasiun ini. Sekarang Stasiun Padang Panjang bagian rangkaian warisan dunia WTBOS. Stasiun ini masih terdapat peninggalan kereta api, gerbong kereta tua, dipo kereta, dan tidak kalah penting pemandangan perbukitan yang menawan.

Melihat Rumah Bersejarah, Rumah Karnalis St. Pangeran

Tidak ada yang banyak tahu akan keberadaan dan cerita mengenai rumah bersejarah di Kota Padang Panjang ini. Namanya, Rumah Karnalis St. Pangeran. Berlokasi di Jalan dr. Abdullah Akhmad No. 82 Kelurahan Pasar Usang, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang.

Rumah didirikan oleh Karnalis St. Pangeran, seorang saudagar terpandang tempo itu di Kota Padang Panjang. Rumah ini diperkirakan mulai dibangun pada tahun 1915 dan selesai tahun 1918 dengan gaya bangunan khas rumah kolonial di Minangkabau.

Dapat dilihat dari oranamen dan desai rumahnya yang pagarnya berornamen kerawang, di atas setiap pintu rumah dengan stili ran gambar mahkota ratu Belanda, pintu dan jendela tinggi dan langsing, dinding dari kayu, lantai keramik dari Italia, serta atap berbentuk bungkus nasi.

Rumah Karnalis St. Pangeran ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya dan memiliki peranan tersendiri saat perang kemerdekaan. Rumah Karnalis St. Pangeran turut berjasa sebagai tempat pengungsian dan rapat khusus sekitar tahun 1945,dan ketika masa pergolakan G30 S PKI tahun 1965.

Singgah ke Noormal School Hindia Belanda atau SMAN 1 Padang Panjang

Abis melihat Rumah Karnalis St. Pangeran, bisa dilanjutkan untuk singgah dulu ke SMAN 1 Padang Panjang, sekolah unggulan di Sumatera Barat ini memiliki bangunan dengan arsitektur klasik dan sejarah yang panjang. Sekolah yang berstatus cagar budaya ini berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 9, Kelurahan Guguak Malintang, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang.

Mulanya pemerintah kolonil Belanda membangung sekolah pendidikan guru atau Noormal School pada tahun 1918. Noormal School ini diperuntukkan untuk siswa tamatan kelas V dari sekolah rendah pribumi tingkat II seperti Vervolgschool atau Standaardschool selama kurun waktu 4 tahun pendidikan dengan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar di kelas. Lulusan dari sekolah ini ditempatkan sebagai guru di Tweede Inlandse School atau TIS (sekolah rendah pribumi)

Normal School ini menjadi satu-satunya sekolah pendidikan guru yang ada di Minangkabau. Dalam perkembangan Normal School menjadi Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan akhirnya menjadi SMAN 1 I Padang Panjang sejak tahun 1997.

Bangunan sekolah ini tahan dari goncangan Gempa Bumi 28 Juni 1926. Menariknya, malah difungsikan juga menjadi dapur umum. Bangunan sekolah ini terdiri 3 bangunan utama yang dilengkapi  dengan 3 bangunan penunjang yang berfungsi sebagai ruang guru, UKS (Pramuka) dan kelas.

Gumarang Tempat Makan Pelipur Lara Sumatra Bagian Tengah

Padang Panjang

Menuju pusat kota ke arah Pasar Padang Panjang untuk mencoba makan siang di Rumah Makan Gumarang. Bagi generasi lama nama Gumarang ini sudah familiar. Masa remajanya dulu tempat makan ini menjadi pelipur lara sekaligus meet point untuk berjumpa rekan-rekan yang berbeda sekolah dan kuliah.

Kabarnya Restoran Gumarang ini didirikan oleh seorang veteran pejuang kemerdekaan bernama Muchtar Datuk Pisang tahun 1970. Kata Gumarang itu sendiri diambil dari salah satu nama kuda pacu yang berarti kuda putih khas Minangkabau.

Ketika pagi di RM Gumarang ini akan menyajikan menu sarapan. Kemudian jelang siang menyajikan beragam menu khas Minangkabau seperti rendang, gulai ayam, tambusu, dendeng lambok, dan menu lainnya yang mengunggah selera. Di sebelah ada Bofet atau Restoran Gumarang yang menghadirkan menu legend Minangkabau dan menu makan malam yang bisa melawan dinginnya Kota Padang Panjang seperti nasi goreng, mi goreng dan rebus keriting, teh talua, ampang dadiah, bubur kampiun, bubur kacang hijau. 

Pokoknya ada banyak pilihan menunya, Gumarang menjadi salah satu pilihan wisata kuliner legendaris di Kota Padang Panjang.

Masjid Asasi Ikon Kampung Budaya dan Religi Sigando

Padang Panjang

Dari Pasar Padang Panjang melipir sejenak untuk melihat Masjid Asasi yang sangat ikonik dan sudah berumur ratusan tahun. Masjid ini masuk ke dalam kawasan Kampung Budaya dan Religi Sigando di Kelurahan Sigando, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang. 

Masjid Asasi merupakan salah satu masjid tertua di Minangkabau yang bentuknya masih original dan masih digunakan sebagai tempat beribadah serta aktivitas keagamaan lainnya. Masjid Asasi menjadi masjid pertama di Nagari Gunung dan Kota Padang Panjang.

Masjid Asasi memiliki status sebagai bangunan cagar budaya yang dibangun sejak 1702. Seluruh bagian luar masjid kaya akan ornamen dan ukiran khas Minangkabau. Desain bangunannya pun diadaptasi menyerupai rumah gadang dengan atap berbentuk tumpang tiga yang didominasi berbahan kayu.

Masjid Asasi juga menjadi saksi sejarah perkembangan Islam dan perjuangan kemerdekaan di Kota Padang Panjang. Masjid Asasi pernah dijadikan sebagai basis pengembangan Madrasah Thawalib Gunuang dan Buya Hamka pernah menjadi guru mengaji dan imam masjid. Kondisi bangunannya sangat terjaga dan menarik untuk dikunjungi sebagai wisata religi di Kota Padang Panjang.

Desa Wisata Kubu Gadang Sajian Desa Atraksi Minangkabau

Padang Panjang
Atraksi Silek Lanyah khas Desa Wisata Kubu Gadang

Tidak jauh dari Masjid Asasi bisa main ke Desa Wisata Kubu Gadang dulu yang berlokasi Kelurahan Ekor Lubuk, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang. Desa Wisata Kubu Gadang ini sudah eksis sejak tahun 2015 yang menawarkan panorama alam pedesaan berbalut atraksi tradisonal khas Minangkabau yang memadukan daya tarik wisata antara alam, budaya dan kuliner. 

Ikon Desa Wisata Kubu Gadang adalah lapangan tempat dilaksanakannya berbagai macam aktivitas  yang terdapat gazebo-gazebo yang dikelingi areal persawahan, sebuah dangau tempat dilaksanakannya kegiatan diskusi, panggung pertunjukan, pondok-pondok penjualan makanan tradisional.

Terdapat beragam atraksi yang menjadi paket wisata yang ditawarkan dan semuanya dapat menikmati oleh para pengunjung termasuk ikut belajar dalam setiap aktivitasnya seperti silek lanyah dalam lumpur, menggunakan dresscode baju saisuak dan aktivitas lainnya

Goa Batu Batirai Hidden Gems Destinasi Alam Padang Panjang

Setelah dari Desa Wisata Kubu Gadang dapat dilanjutkan untuk mengeksplor Goa Batu Batirai.  Destinasi wsiata alam ini berada di Kelurahan Kampung Manggis, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Nama Batirai ini berasal bentuk susunan batu yang ada di dalam goa seperti tiari-tirai.

Saat memasuki Goa Batu Batirai ini akan disuguhkan dengan susunan bebatuan yang eksotis dengan ornamen-ornamen stalagmit dan stalaktit yang menghiasi dalam goa. Alam telah menciptakan secara alamiah keindahan dalam Goa Batu Batirai ini. 

Menyusuri Goa Batu Batirai ini harus ekstra hati-hati karena jalur yang licin dan terdapat bebatuan yang tajam. Goa Batu Batirai menjadi Hidden Gems destinasi wisata alam di Kota Padang Panjang.

Pemandian Lubuk Mata Kucing Eksis Sejak Zaman Belanda

Padang Panjang

Puas menjelajahi Goa Batu Batirai bisa bermain air dulu ke Pemandian Lubuk Mata Kucing. Tempatnya beralamat di Kelurahan Pasar Usang, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Menariknya, pemandian alam ini sudah eksis sejak zaman kolonial sejak 1918 dan sekarang dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Padang Panjang.

Dalam perjalanannya pemandian ini telah mengalami perubahan dan penambahan area kolam yang jauh lebih modern. Sumber mata air dari pemandian Lubuk Mata Kucing ini pun tidak hanya untuk kolam pemandian tapi menjadi sumber pasokan air bersih Tabek Gagang oleh PDAM.

Lubuk Mata Kucing memiliki air yang super jernih dari mata air alami dengan suasana lingkungan yang sejuk dan asri, karena posisinya berada di bawah kaki Gunung Singgalang. Untuk bisa menikmati pemandian alam ini dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp.5000,- saja per orangnya. Buka dari pukul 07.30-18.00 WIB setiap hari, kecuali hari Jumat ada pembersihan kolam rutin tiap minggunya.

Berburu Kuliner Malam di Pasar Kuliner Padang Panjang

Padang Panjang

Setelah segar mandi-mandi di Lubuk Mata Kucing sudah saatnya menikmati kulineran di Pasar Kuliner Padang Panjang. Tempatnya dekat Lapangan Kantin Padang Panajang di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Balai-Balai, Kecamatan Padang Panajng Barat, Kota Padang Panjang.

Dulu tempat ini belum begitu tertata, kini menjadi salah satu pusat kuliner terhits dan terfavorit di Sumatra Barat. Pasar Kuliner Padang Panjang menjadi daya tarik tersendiri yang selalu diburu oleh para wisatawan yang akan pergi atau datang ke Sumatra Barat. Pasar kuliner buka setiap hari mulai pukul 16.00 - 03.00 WIB pagi. 

Terdapat berbagai kuliner yang bisa dicoba, mulai dari makanan berat, cemilan hingga minuman hits. Rekomendasi tempat makan yang bisa icipi adalah Ampera Tanpa Nama, Sate Soleram, roti tenong, martabak mesir, teh talua, dan pergedel jagung. Pasar Kuliner Padang Panjang menjadi pilihan untuk pemadam kelaparan di tengah dinginnya malam kota.

Nasi Kabaka Menu Makan Legend Bekal Merantau

Padang Panjang

Ternyata Kota Padang Panjang memiliki nasi bungkus yang khas. Kalau Kota Pariaman ada nasi sek dan Kalo ke Bukittinggi cari los lambuang Nasi Kapau, makan Padang Panjang juga punya Nasi Kabaka. Awal mulanya, Nasi Kabaka dibuat oleh mande-mande di Minangkabau sebagai bekal untuk anggota keluarganya saat hendak berpergian jauh.

Nasi Kabaka ini terdiri dari nasi putih yang sudah diberi lauk pauk berupa rendang, telor, ikan, ayam, dendeng. Kemudian dibungkus dengan daun pisang sehingga menjadikan cita rasanya tetap terjaga selama di perjalanan. Sensasinya ketika Nasi Kabaka ini dibuka, maka aroma khas daun pisang bercampur dengan lauk pauknya akan menyeruak mengundang selera. Ada yang pernah coba Nasi Kabaka?

Tumbang Jajanan Tradisional Padang Panjang

Padang Panjang

Selain Nasi Kabaka ada juga menu kuliner legend khas Kota Padang Panjang lainnya. Tumbang namanya. Jajanan traditional yang terbuat dari olahan singkong ini banyak disukai berbagai kalangan di Kota Padang Panjang. Dalam perkembangnya menu jajanan ini dapat ditemukan di Pasar Pabukoan Pasar Pusat Padang Panjang, tepatnya di Depan Kantor Lurah Pasar Baru. 

Biasanya, pedangang yang menjual jajanan ini akan buka dari pukul 14.00 WIB hingga menjelang waktu berbuka. Kini jajanan ini jarang ditemui dan menjadi menu yang wajib untuk dinikmati bila ke Kota Padang Panjang.

Asiknya Nongki di Rain Forest Coffee and Kitchen

Padang Panjang

Ke Padang Panjang tidak hanya kulineran tradisional atau belajar sejarah kebudayaan Minangkabau saja tapi ada sejumlah kedai kopi dan cafe yang estetik untuk sekedar bersantai manja menikmati sejuknya kota Padang Panjang. Rain Forest Coffee and Kitchen bisa menjadi pilihannya. Lokasinya sangat strategis berada di pusat kota belakang SMPN 1 Padang Panjang, Kelurahan Balai-Balai, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. 

Rain Forest dibuka dari pagi pukul 08.00 - 23.00 WIB. Menu andalannya berupa coffee blend. Disini dapat memilih berbagai jenis kopi seperti Arabica dari Gayo dan Kerinci. Selain menu kopi ada juga varian makanannya, untuk menu makan signature-nya ada ayam rempah sambal bawang. Bahkan jika ingin sarapan di kedai kopi estetik ada juga.  

Rain Forest memiliki desain yang kekinian dan ruangan yang estetik dilengkapi dengan interior yang fotogenik. Tempatnya cukup luas, ada banyak space indoor dan outdoor ada yang bisa untuk privet dan rame-rame. Cocok sebagai pilihan untuk nongkrong, nugas atau diskusi di Kota Padang Padang.

***

Tenang saja bila berlibur ke Padang Panjang tidak bingung lagi kan mau pergi kemana? Ada banyak pilihan destinasi Padang Panjang yang patut dikunjungi. Mau belajar sejarah kebudayaan Minangkabau, wisata literasi dan religi, kulineran hingga nongkrong menghabiskan hari dengan suasana sejuknya Kota Padang Panjang.

Kota Padang Panjang memang tidak begitu luas tapi memiliki pesona yang tidak kalah indah dari daerah lainnya. Sederet destinasi wisata Padang Panjang ini bisa menjadi wishlist jika berlibur ke Kota Padang Panjang ini.

Padang Panjang Gate of Minangkabau
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

5 comments:

  1. Bang.. Ternyata Padang Panjang di jaman dulu udah maju ya bang. Udaranya asyik dingin, makanannya juga nikmat.
    Aku penasaran dengan amping dadih/dadiah bang.
    Katanya ini susu kerbau yang dibuat secara tradisional.

    ReplyDelete
  2. Padang Panjang ini beda dengan Padang ya? Hehe, saya orang Sunda, batu tahu detail begini wilayah Padang Panjang ini. Hawanya dingin tapi ini bukan daerah perkebunan kan ya?
    Kalau di Sunda, banyaknya yang bersuhu dingin itu daerah perkebunan teh biasanya

    ReplyDelete
  3. Saya suka banget kalau membaca tentang kota di luar Jawa. Rasanya seperti ikut menjelajah daerah lain di Nusantara yang kaya akan budaya, alam, dan warisan kulinernya. Semoga bisa ke kota Padang Panjang suatu saat nanti. Penasaran deh.

    ReplyDelete
  4. Bukan nasi padang kalo di asalnya ya kak, nasi gumarang sekilas foto makannya hampir mirip nasi padang.

    Nggak kebayang kuliner orang sumatra sana pasti kebanyakan pedes ya??

    ReplyDelete
  5. Padang panjang....
    Dulu jaman sma, setiap main ke padang panjang pasti gerimis.
    Iseng aja gitu dari bkt ke situ main pulang sekolah sama teman teman, sekedar makan di mak syukur atau tempat makan sate random lainnya.
    Kapan ya bisa main ke sana lagi..
    Taragak wak..

    ReplyDelete